
Jakarta,corebusiness.co.id-Tim Indonesia Big Wall Expedition (IBEX) menyatakan kesiapan menjadi representasi Asia pertama, menggapai puncak tebing paling menantang di dunia.
Enam atlet panjat tebing IBEX bertekad mengibarkan bendera Merah Putih di Nameless Tower, Trango Tower, Pakistan. Salah satu tebing besar (big wall) yang dikenal paling tinggi di dunia dengan rute pemanjatan tersulit bernama Eternal Flame. Menjulang dengan ketinggian 6.251 meter di atas permukaan laut dan memiliki jalur pemanjatan vertikal sepanjang 1.100 meter yang sangat curam dan berbahaya.
Ekspedisi bersejarah ini akan menjadikan Indonesia sebagai negara Asia pertama yang berhasil menjejakkan kaki di tebing legendaris, impian dari para pemanjat dunia. Karena hingga saat ini baru segelintir orang yang berasal dari benua Eropa dan Amerika yang berhasil menembus jalur Eternal Flame di Nameless Tower, kompleks Trango Tower di Gigit-Bilgistan wilayah utara Pakistan ini.
Freden Sembiring, salah satu dari enam atlet IBEX yang tergabung dalam tim menyampaikan dibutuhkan riset, latihan keras dan strategi pemanjatan yang jitu untuk mensukseskan ekspedisi ini. Menurutnya, suhu yang dingin dan cuaca juga adalah salah satu faktor penentu yang amat penting. Setelah sebelumnya IBEX terpaksa menunda rencana ekspedisi pada tahun 2023 dan 2024 lalu akibat cuaca yang tidak mendukung.
“Kami jadi lebih memperhitungkan masalah cuaca, bagaimana cuaca yang memungkinkan untuk kondisi fisik orang Indonesia dan yang pas untuk melakukan pemanjatan terutama ini kan medannya mix, ada medan es juga. Akhirnya kami memutuskan tanggal keberangkatan adalah tanggal 13 Juli dan mulai melakukan pemanjatan di tanggal 20 Juli 2025,” tutur Freden.
Kondisi Ekstrem
Para atlet IBEX ini akan menghadapi tantangan cuaca ekstrem dengan suhu siang hari berkisar antara -4 hingga 7 derajat Celcius. Kondisi ini diperparah dengan adanya Monsun yang menyebabkan curah hujan tinggi di wilayah utara Pakistan, disertai pencairan gletser yang membuat medan semakin berbahaya.
Freden juga memberikan gambaran beratnya pemanjatan medan tebing besar, “Beberapa tebing di pelosok dunia, cara pemanjatannya kita tidak bisa menggunakan kaki lagi, harus menggunakan tangan dan peralatan-peralatan memanjat. Dengan rata-rata ketinggian dimulai di 3.000 mdpl. Nah, Trango Tower ini berada di ketinggian sekitar 6200 mdpl dan start pemanjatan itu ada di 5000 mdpl.”
Freden menyampaikan, sebelumnya IBEX sudah ada modal pengalaman memanjat El Capitan dan Incredible Hulk setinggi 1200an meter, di Yosemite AS tahun 2023.
“Jadi permasalahan yang dihadapi sekarang ditambah aklimatisasi. Bagaimana tetap berusaha memanjat dalam kondisi dingin dan komposisi oksigen yang lebih sedikit,” imbuhnya.
Meski menghadapi tantangan dan risiko yang berat, tidak lantas melunturkan semangat anggota tim lainnya, seperti yang disampaikan Iqbal K. Fasya.
“Secara pribadi saya sangat antusias dengan ekspedisi kali ini. Kalau orang yang sudah punya jiwa petualangan kuat, manjat di ketinggian 6000 cukup menantang. Siapa yang mau nolak selagi ada kesempatan. Tantangan yang paling berat, ya secara suhu sangat berbeda dari apa yang kita rasakan di sini, dan itu jadi acuan saya yang pertama untuk disiapin ke sana,” ucap Iqbal.
Enam Jiwa Tangguh: Tim Ekspedisi Trango Tower
Misi bersejarah menuju puncak Trango Tower dipercayakan kepada enam atlet pilihan dengan keahlian spesifik yang saling melengkapi.
Freden Sembiring memimpin dengan pengalaman pemanjatan internasional yang luas. Nazib Fadlullah berperan sebagai ahli sport science dan teknik rock climbing, memastikan setiap gerakan tim berbasis perhitungan ilmiah. Deden Wahyudin membawa kredibilitas luar biasa dengan 20 kali pencapaian puncak Cartenz sebagai pendaki dan guide profesional. Asep Tatang menguasai spesialisasi ice climbing dan pemanjatan vertikal di es.
Kemudian, Iqbal Kamal Fasya atlet pemanjatan teknis tingkat tinggi yang telah berhasil mencapai puncak El Capitan, Yosemite, AS. Terakhir, ada Iqbal Ramadhan yang melengkapi tim dengan pengalaman ekspedisi big wall di hampir seluruh provinsi Indonesia.
Time line, persiapan dan latihan
Ekspedisi ini akan berjalan selama 30 hari. Dimulai dari keberangkatan dari Indonesia pada 13 Juli 2025 dan mulai melakukan trekking di Nameless Trango Tower pada 17 Juli sampai 19 Juli 2025. Sedangkan pemanjatan tebing dilaksanakan mulai 25 Juli sampai 10 Agustus 2025.
Nazib Fadlulah anggota tim lainnya menjelaskan, “Pemanjatan tebingnya sendiri kita akan lakukan sekitar 14 hari, dua minggu di tebing vertikalnya. Untuk total satu bulan itu kita bukan hanya memanjat saja, jadi kita akan melakukan perjalanan trekking dari base camp di Ascoli sampai ke base camp pemanjatan itu sekitar empat hari trekking.”
Berbagai persiapan dan latihan komprehensif selama setahun terus mereka lakukan termasuk latihan fisik seperti, trail running, bouldering, gym, weight training, dan climbing indoor. Tak kalah pentingnya simulasi pemanjatan dan pendakian di beberapa tebing besar di Indonesia.
Ketika persiapan memasuki tahap akhir, tim IBEX memindahkan fokus mereka ke Tebing Sumbing, Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur. Karakteristik dinding batunya telah dipilih khusus untuk mensimulasikan kondisi teknis yang akan mereka hadapi di Trango Tower.
Setiap teknik dan sistem big wall climbing diuji berulang kali. Protokol keselamatan dipraktikkan dalam berbagai skenario, dan yang terpenting mental setiap anggota tim ditempa untuk menghadapi ketinggian dan tantangan yang sesungguhnya menanti.
Lebih dari Sekadar Panjat Tebing, Makna EMPTT Pakistan 2025
Ekspedisi Merah Putih Trango Tower (EMPTT) Pakistan 2025 merupakan salah satu bentuk Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia dan Peringatan 75 tahun Hubungan Indonesia-Pakistan.
Ekspedisi ini juga memiliki misi lingkungan yang krusial, sebuah platform kampanye pentingnya menjaga lingkungan untuk generasi mendatang serta menumbuhkan rasa cinta tanah air yang seakan meredup.
Pada akhirnya ekspedisi ini diharapkan membawa harapan besar untuk Indonesia, membuktikan bahwa panjat tebing bukan sekedar olahraga namun juga pelajaran hidup. (Rif)