160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
750 x 100 PASANG IKLAN

Presiden Prabowo akan Hapus Sistem Kerja Outsourcing, Berikut Tanggapan HIPMI

Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Anggawira. Foto: corebusiness.co.id
750 x 100 PASANG IKLAN

Jakarta,corebusiness.co.id-Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mendukung komitmen Presiden Prabowo yang ingin meningkatkan kesejahteraan buruh. Namun, jika sistem kerja outsourcing dihapus, bisa menimbulkan beberapa dampak dalam industri dunia kerja di Indonesia.

“Kami dari kalangan dunia usaha, khususnya Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), menyambut baik komitmen Presiden Prabowo yang ingin meningkatkan kesejahteraan buruh melalui pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh dan evaluasi terhadap sistem kerja outsourcing. Ini menunjukkan bahwa negara hadir dalam menjamin kehidupan yang lebih layak bagi para pekerja Indonesia,” kata Sekretaris Jenderal HIPMI, Anggawira ketika dihubungi corebusiness.co.id, Jumat (2/5/2025).

Kendati demikian, kata Anggawira, HIPMI melihat perlunya ada keseimbangan antara perlindungan pekerja dan fleksibilitas dunia usaha.

Bagi HIPMI, sistem outsourcing, jika diawasi dengan benar, sebenarnya membantu banyak pelaku usaha dalam mengelola beban operasional dan memperluas lapangan kerja. Terutama untuk sektor-sektor yang membutuhkan tenaga kerja tidak tetap, seperti logistik, keamanan, atau kebersihan.

750 x 100 PASANG IKLAN

Anggawira menyebutkan, jika sistem kerja outsourcing dihapus total, bisa memberikan dampak yang dalam dunia kerja di Indonesia. Pertama, selektivitas tinggi dalam rekrutmen, karena perusahaan hanya akan merekrut tenaga kerja yang benar-benar dibutuhkan jangka panjang.

Kedua, potensi penurunan perekrutan tenaga kerja baru, khususnya untuk sektor padat karya atau industri skala menengah ke bawah.

Ketiga, penurunan fleksibilitas tenaga kerja, yang bisa memengaruhi daya saing, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.

HIPMI juga menyatakan ketidaksetujuan pemotongan pembayaran gaji buruh yang diterima bekerja melalui perantara perusahaan outsourcing.

“Sistem ini memang harus dibenahi secara serius,” ujarnya.

750 x 100 PASANG IKLAN

Anggawira mengungkapkan, banyak kasus pekerja tidak menerima upah layak karena adanya mark-up dari pihak ketiga.

“Jika praktik ini dihilangkan dan tenaga kerja langsung direkrut oleh perusahaan induk, tentu buruh akan mendapatkan hak lebih utuh, seperti gaji penuh, jaminan sosial, dan kepastian kerja,” imbuhnya.

HIPMI berpandangan, wacana penghapusan sistem kerja outsourcing, perlu diperhatikan implikasinya terhadap iklim investasi asing. Banyak investor memilih Indonesia karena kombinasi antara biaya tenaga kerja yang kompetitif dan kemudahan pengelolaan SDM, termasuk lewat skema outsourcing.

“Maka dari itu, jika kebijakan ini diterapkan, perlu dikaji agar tidak justru membuat investor pindah ke negara-negara dengan struktur tenaga kerja yang lebih fleksibel seperti Vietnam, Bangladesh, atau India,” sarannya.

750 x 100 PASANG IKLAN

Solusi Jangka Menengah

HIPMI menyampaikan solusi jangka menengah untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia sebelum memasuki dunia kerja. Di antaranya, HIPMI mendorong agar pemerintah memperkuat pembinaan keterampilan tenaga kerja di antaranya melalui skema vokasi berbasis kebutuhan industri—dengan kerja sama antara perusahaan dan lembaga pelatihan.

Kemudian, perlunya dilaksanakan secara intens pelatihan berbasis digital dan teknologi–untuk menyesuaikan perubahan tren global seperti AI dan otomasi. Selain itu, penyelenggaraan pendidikan karakter dan soft skill–seperti kerja tim, komunikasi, dan kepemimpinan, yang kerap menjadi kelemahan generasi muda saat masuk dunia kerja.

HIPMI percaya, dengan transisi yang terukur, serta melibatkan seluruh pemangku kepentingan–pemerintah, buruh, dan pengusaha–maka kesejahteraan buruh bisa meningkat tanpa mengorbankan keberlangsungan usaha dan minat investasi.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto akan menghapus sistem outsourcing pekerja dan memerintahkan Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional yang baru akan dibentuk, untuk mencari cara menghapus sistem tersebut. Dewan tersebut rencananya diisi para pimpinan serikat buruh Tanah Air.

“Saya akan meminta Dewan Kesejahteraan Nasional mempelajari bagaimana caranya kita kalau bisa, tidak segera, tapi secepat-cepatnya kita ingin menghapus outsourcing,” tegas Prabowo dalam Pidato Hari Buruh di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (1/5/2025).

Namun, Prabowo mengingatkan para buruh untuk realistis. Dalam hal ini, Indonesia harus menjaga juga kepentingan investor. Jika tidak ada investasi, maka tidak ada pabrik, dan tidak ada perekrutan tenaga kerja.

Prabowo menyebut dirinya bakal menggelar pertemuan antara 150 pimpinan buruh dengan 150 pemimpin perusahaan.

“Saya akan mengatakan kepada para pengusaha tidak boleh mau kaya sekaya-kayanya sendiri, tanpa mengajak pekerja-pekerja hidup dengan baik,” tegasnya. (Rif)

750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
PASANG IKLAN

Tutup Yuk, Subscribe !