160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
750 x 100 PASANG IKLAN

Hermawan Wijaya: PT ICI Mendukung Indonesia Menjadi Produsen Baterai Dunia

Marketing Director PT International Chemical Industry, Hermawan Wijaya. Foto: Syarif/corebusiness.co.id
750 x 100 PASANG IKLAN

MENTERI Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, baru-baru ini menyampaikan bahwa di Indonesia terdapat dua industri baterai sel untuk kendaraan listrik (electric vehicle battery/EV battery). Pertama, PT HLI Green Power, yang merupakan konsorsium antara Hyundai Group dan LG sebagai produsen baterai sel. Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) ini memproduksi 10 GWh dengan total nilai investasi mencapai US$ 1,1 miliar.

Kedua, PT International Chemical Industry (ICI) yang memiliki kapasitas produksi mencapai 100 MWh per tahun atau setara 9 juta baterai sel. ICI menargetkan total kapasitas produksi sebesar 256 MWh atau setara 25 juta baterai sel. Perusahaan ini 100 persen murni Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Mengulik baterai sel yang diproduksi perusahaan PMDN, merupakan terobosan ICI melakukan ekspansi setelah sukses dalam unit bisnis baterai primer ABC Carbon Zinc dan Alkaline. Kedua produk baterai ini menguasai pasar baterai primer di Indonesia.

Baterai ABC Carbon Zinc dan Alkaline yang banyak diterima pasar Indonesia adalah ukuran AA dan AAA. Hingga kini baterai ABC Carbon Zinc dan Alkaline yang telah diproduksi ICI berjumlah miliaran butir tiap tahunnya.

750 x 100 PASANG IKLAN

“Tahun 2019, ICI melakukan ekspansi dengan memproduksi Lithium Ion Battery Cell dan Lithium Ion Battery Pack dengan brand ABC Lithium untuk berbagai jenis kendaraan listrik dan energy storage system,” kata Marketing Director ICI, Hermawan Wijaya kepada corebusiness.co.id.

Hermawan menuturkan, pabrik baterai primer pertama dibangun di Medan, Sumatera Utara, tahun 1959. Pabrik kedua dibangun di Jakarta tahun 1968, berlokasi di Jl. Daan Mogot KM 11. ICI selanjutnya membangun pabrik ketiga di Surabaya tahun 1982.

Dalam hal industri baterai primer dan berbasis Lithium Ferro Phosphate (LFP), ICI merupakan pelopor di Indonesia. Namun demikian, dalam dunia bisnis ada yang namanya persaingan, baik produk dari dalam maupun luar negeri.

Bagi ICI, produk baterai primer ABC Carbon Zinc dan Alkaline ICI, memang banyak dibutuhkan konsumen di Indonesia. Namun, untuk produk EV battery berbasis LFP yang mulai diproduksi tahun 2022, masih membutuhkan perjuangan untuk bisa bersaingan dengan merek dari negara lain.

750 x 100 PASANG IKLAN

“Baterai ABC Lithium baru diproduksi tahun 2022, masih jauh usianya dibandingkan produsen baterai LFP dari negara-negara lain, seperti Jepang, Korea Selatan, China, dan Amerika Serikat,” ungkap Hermawan.

Terobosan dan strategi apakah yang akan dilakukan ABC Lithium dalam menghadapi persaingan yang begitu kompetitif? Hermawan mengutarakan kepada corebusiness.co.id dalam sebuah sesi wawancara.

Bagaimana tren market EV battery ICI dengan brand ABC Lithium di tengah persaingan kompetitif dengan produsen dari negara lain?

Kami melihat industri otomotif berbasis kendaraan listrik di Indonesia semakin berkembang. Begitu pula dengan industri energi baru terbarukan (EBT), mengalami perkembangan cukup pesat. Produk EV dan EBT membutuhkan baterai.

750 x 100 PASANG IKLAN

Tahun 2025 ini, demand produk baterai ABC Lithium lebih banyak dibutuhkan market non-EV, dominan untuk energy storage system (ESS), seperti untuk backup power produk EBT, entah dalam bentuk solar panel, hidro, dan lainnya. Baterai ABC Lithium ICI dibutuhkan untuk penyimpanan energi.

Kendala menembus market EV?

Kami masih mengalami kendala untuk pemenuhan kebutuhan industri EV, khususnya untuk roda empat. Permintaan baterai ABC Lithium lebih ke market EV roda dua.

Kondisi ini bukan semata persaingan ketat dengan produsen EV battery dari negara lain. Namun, lebih kepada teknis maupun aturan main di industri EV roda empat dari negara lain yang masuk ke pasar Indonesia. Kondisinya saat ini, pasar EV roda empat dibanjiri brand dari negara lain. Brand EV roda empat tersebut, sudah dilengkapi EV battery.

Jadi, unit-unit EV roda empat yang masuk ke Indonesia sudah di-develop di negara produsen tersebut.

Sekiranya, kelak, brand EV roda empat dari negara lain itu komponennya bisa dirakit di Indonesia. Menurut Anda?

Bisa saja komponen kendaraan roda empat brand asing itu dirakit di Indonesia. Tapi, development atau pengembangannya agak sulit di Indonesia. Karena, mereka juga tidak ingin menyebarkan pengembangan di semua tempat. Pasti dikumpulkan di satu tempat, yaitu di kantor pusat.

Hermawan Wijaya saat wawancara dengan corebusiness.co.id.

Kantor pusat itu tergantung yang punya siapa. Kalau yang punya orang Indonesia, kantor pusatnya ada di Indonesia. Kalau yang punya perusahaan Jepang, kantor pusatnya di Jepang. Jadi, seluruh pengembangannya ada di negara yang memproduksi mobil tersebut. Itulah yang membuat kesulitan bagi ICI masuk market industri EV roda empat.

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, ICI menargetkan kapasitas produksi 256 MWh atau setara 25 juta baterai sel. Tanggapan Anda?

Memang benar. Saat ini kami baru memproduksi 100 MWh per tahun. Kapasitas produksi ABC Lithium masih lebih rendah dari kapasitas produksi LG, yang menargetkan 10 GWh, besarnya 100 kali lipat dari ICI. Misalnya, rekanan bisnis LG dari Hyundai memproduksi 100 unit EV roda empat, di mana satu unit mobil berkapasitas 50 kWh. Estimasinya, 50 kWh dikali 100 unit mobil, maka dibutuhkan kapasitas produksi EV battery sebesar 5 GWh.

Pabrik ICI bisa menerima jasa untuk memproduksi sel baterai produk brand lain?

Bisa, apabila ada perjanjian bisnis antara ICI dengan pemilik brand tersebut, yang saling menguntungkan.

Strategi agar bisa bersaing dengan EV battery dari brand lain?

Untuk kelompok baterai lithium memang ada perbedaan dengan produk baterai primer. Pertama, teknologinya relatif cepat. Ada percepatan kemajuan pengembangan produk EV battery, baik inovasi dari bahan baku hingga proses pembuatan baterai litium. Istilahnya improvement-nya cepat.

ICI berusaha membuat produk berupa battery pack yang mengikuti kebutuhan dari pelanggan, dengan menyesuaikan kebutuhan mereka.

Apakah ICI sudah membangun jalinan kerja sama dengan produsen EV roda empat maupun EV battery dari brand negara lain?

Kami sudah melakukan hubungan dalam batasan pertemuan-pertemuan. Paling tidak ICI membutuhkan dukungan teknologi dan supply chain material untuk EV battery. Karena, mayoritas materialnya diimpor dari negara lain.

Pemerintah perlu membuat suatu program insentif nonfiskal agar masyarakat Indonesia, khususnya pengusaha atau pemodal Indonesia, untuk bisa menguasai teknologi dan proses produksi yang bisa bersaing, industri kecil binaan dari industri besar.

Kemitraan pihak asing dengan pengusaha domestik, yang memiliki fokus dan kesesuaian di bidangnya, untuk tenaga kerja Indonesia bisa ikut menguasai industri tersebut, bukan sekadar menanam modal.

Indonesia punya dukungan bahan baku untuk baterai berbasis nickel, manganese, dan cobalt atau NMC. EV battery ini pun belum diproduksi di Indonesia. Bagaimana Anda melihat kondisi ini?

Sejak adanya larangan bijih nikel untuk kadar tertentu di tahun 2017, disusul dikeluarkan Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan, hingga larangan total ekspor bijih nikel tahun 2020, hingga saat ini belum ada produk baterai NMC buatan Indonesia.

Menurut saya, cara berpikir kita jangan hanya ingin memproduksi baterai dari nikel. Tapi, bagaimana kita bisa menjadikan Indonesia sebagai negara besar di bidang industri baterai. Nantinya industri-industri yang ada di Indonesia ini bisa memproduksi baterai lithium berbasis nikel, iron/ferrous, mangan, cobalt, dan lainnya. Juga bisa baterai sodium berbasis bahan campuran yang dibutuhkan manusia.

Jadi, tidak hanya terbatas satu komoditas dari nikel, tapi ada varian-varian material yang banyak ada di tanah Indonesia untuk produk baterai, baik untuk EV maupun non-EV. (Syarif)

750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
PASANG IKLAN

Tutup Yuk, Subscribe !