Jakarta,corebusiness.co.id– Guangzhou Automobile Group Co., Ltd. (GAC Group) telah menyelesaikan lini produksi sel baterai solid state (solid state battery/SSB) berkapasitas besar kelas “60 Ah+” pertama di China.
GAC Group ingin menunjukkan eksistensinya di industri otomotif. Sejak didirikan tahun 1997, perusahaan yang berkantor pusat di Guangzhou, Tiongkok, kini berkembang menjadi salah satu produsen otomotif terkemuka di dunia. Portofolionya mencakup kendaraan konvensional, hibrida, dan listrik.
Kiprah GAC dikenal berkat inovasi pada teknologi baterai, sistem pengisian cepat, dan solusi mobilitas pintar. Aion merupakan anak perusahaan GAC Group yang berdiri sejak 2017, khusus memproduksi kendaraan listrik murni.
Sejumlah model populer sudah dihadirkan di Tiongkok hingga pasar global. Melalui Aion, GAC juga memperkenalkan supercar Hyper SSR (Super, Sport and Race) pada 2022 sekaligus logo baru Arrow sebagai simbol akselerasi kendaraan listrik pintar.
Laman Carnewschina, Minggu (23/11/2025), melaporkan, GAC Group telah menyelesaikan lini produksi sel SSB kelas kendaraan dengan kapasitas 60 Ah+, yang sebelumnya telah melalui uji coba produksi dalam jumlah kecil. Kapasitas ini diklaim yang pertama di China. Produksi massal direncanakan berlangsung pada 2027–2030.
Istilah “60 Ah+” merujuk pada kapasitas setiap sel baterai dalam ampere-jam (Ah). Satu sel 60 Ah secara teori dapat memasok arus 60 ampere selama satu jam sebelum habis. Semakin tinggi kapasitas Ah per sel, semakin besar pula energi yang dapat disimpan, sehingga jarak tempuh dapat bertambah ketika beberapa sel dirakit menjadi satu paket baterai.
Diberitakan, SSB menggunakan elektrolit padat, bukan cair, sehingga memiliki stabilitas termal dan tingkat keamanan yang lebih baik. Lini produksi GAC Group dilaporkan mampu mencapai kapasitas areal hingga 7,7 mAh/cm², dibandingkan kurang dari 5 mAh/cm² pada proses produksi lithium-ion berbasis cair (“wet”).
Direktur riset GAC, Qi Hongzhong, mengatakan bahwa kepadatan energi sel SSB baru ini hampir dua kali lipat baterai konvensional. Kendaraan yang saat ini dapat menempuh 500 km dalam satu kali pengisian berpotensi mencapai lebih dari 1.000 km dengan sel tersebut.
Perusahaan menggunakan proses produksi anoda “kering” yang menggabungkan pencampuran slurry, pelapisan, dan proses rolling dalam satu langkah. Teknik ini diklaim meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi konsumsi energi.
Elektrolit padat juga lebih tahan terhadap suhu tinggi, mampu menahan panas 300–400 °C, dibandingkan sekitar 200 °C pada baterai konvensional.
GAC Group rencananya akan melakukan uji integrasi ke kendaraan dalam jumlah kecil pada 2026, dengan peningkatan produksi secara bertahap menuju produksi massal pada 2027–2030.
Meski pencapaian ini merupakan langkah teknis besar, komersialisasi tetap bergantung pada investasi, pasokan material elektrolit padat yang stabil, serta validasi kinerja dan keamanan jangka panjang di kendaraan.
Kelebihan dan Kekurangan SSB
Laman Microtex menjelaskan, SSB adalah pendekatan teknologi yang memiliki potensi lebih tinggi untuk keamanan yang lebih besar, kepadatan energi yang lebih tinggi, dan efektivitas biaya. SSB adalah masa depan untuk teknologi baterai di elektronik konsumen dan kendaraan listrik. Katoda, anoda, pemisah, dan elektrolit membentuk baterai lithium-ion.
Larutan elektrolit cair digunakan dalam baterai keadaan cair (baterai lithium-ion), yang diterapkan pada telepon pintar, perkakas listrik, dan kendaraan listrik. Di sisi lain, SSB menggunakan elektrolit padat daripada elektrolit cair seperti yang digunakan dalam baterai konvensional, seperti lithium-ion.
Baterai ini sangat penting dan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas baterai solid state EV (electric vehicle). Mereka mudah terbakar, dan kemungkinan meledak dapat diabaikan. Contoh SSB adalah gelas lithium fosfat. Kepadatan energi tinggi dalam baterai ini.
Kelebihan SSB
Kekurangan SSB