
Jakarta,corebusiness.co.id–
Acara tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan pemuda dan media tentang pentingnya mengadvokasi praktik bisnis yang bertanggung jawab. Inisiatif ini sejalan dengan Strategi Nasional Bisnis dan Hak Asasi Manusia (NS-BHR) Indonesia, yang memperkuat komitmen negara terhadap pembangunan berkelanjutan dan perilaku bisnis yang bertanggung jawab.
“Perusahaan harus mematuhi prinsip-prinsip hak asasi manusia baik bagi pekerjanya maupun lingkungan. Demikian pula, pemerintah juga perlu menjaga komitmennya dalam melindungi hak asasi manusia seluruh warga negara Indonesia sesuai dengan standar internasional. Namun, tujuan ini adalah tujuan yang harus dicapai bersama, dan karenanya, pemuda dan media memainkan peran penting dalam memastikan perlindungan tersebut terjamin bagi semua orang,” kata H.E. Natalius Pigai, Menteri Hak Asasi Manusia Indonesia dalam sambutan pembukaannya.
Acara ini meliputi dua sesi, yaitu dialog dengan Sustainable Development Solutions Network (SDSN) Youth Indonesia dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), diikuti oleh talkshow dengan proyek Agents of Change: Youth and Media for Responsible Business dari UNDP BHR.
Organisasi pemuda, asosiasi bisnis, media, CSO, dan pejabat pemerintah berkumpul untuk membahas praktik bisnis yang bertanggung jawab, termasuk kesetaraan gender di tempat kerja, keberlanjutan lingkungan, dan akuntabilitas perusahaan.
Dalam sambutannya, Team Leader ad interim UNDP Indonesia untuk Unit Risiko, Ketahanan, dan Tata Kelola, Siprianus Bate Soro membahas bagaimana inisiatif ini akan menggarisbawahi komitmen dalam membina kemitraan dan mendorong perubahan sistemik yang menguntungkan masyarakat Indonesia.
“Indonesia berada di titik kritis dalam perjalanannya menuju pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Memberdayakan pemuda dan profesional media untuk mendukung praktik bisnis yang bertanggung jawab memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, menciptakan peluang bagi perempuan, dan mendorong praktik ketenagakerjaan yang lebih adil dan lebih efisien,” katanya.
Sesi pertama diisi dengan sesi bincang santai bertajuk “Ngeriung Biar PaHAM!”, yaitu dialog kolaboratif yang mempertemukan perwakilan dari SDSN Youth Indonesia, AJI, dan Kementerian Komunikasi dan Digital. Diskusi difokuskan pada bagaimana pemuda, media, dan pemerintah dapat bersinergi dalam mengadvokasi hak asasi manusia dalam operasi bisnis dan mempromosikan praktik bisnis yang bertanggung jawab.
Sesi dilanjutkan dengan dialog kedua, di mana para peserta terlibat dalam diskusi mendalam tentang kerangka kerja BHR dan berbagi aspirasi serta ide mereka untuk memajukan praktik bisnis yang bertanggung jawab di Indonesia.
Sejak 2016, UNDP dan UE terus mendukung Pemerintah Indonesia dalam memajukan agenda BHR. Kolaborasi ini menghasilkan pencapaian penting, seperti penerapan Strategi Nasional Bisnis dan Hak Asasi Manusia (NS-BHR) pada tahun 2023, yang dikembangkan di bawah kepemimpinan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Inisiatif ini mencerminkan komitmen Indonesia yang semakin kuat untuk melindungi lingkungan dan memastikan bisnis memainkan peran positif dalam pembangunan berkelanjutan. Dengan melibatkan pemuda, media, dan pemangku kepentingan lainnya, upaya ini bertujuan untuk menciptakan masa depan di mana bisnis menghormati hak asasi manusia dan berkontribusi pada kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Indonesia.
“Indonesia adalah negara yang sedang berkembang pesat dengan pertumbuhan rata-rata 5%, dengan target 8%. Cara bisnis tumbuh sangat mengesankan, menawarkan lebih banyak peluang bagi lebih banyak masyarakat Indonesia. Dalam konteks ini, UE bangga dapat bekerja sama dengan UNDP dan Pemerintah untuk melibatkan pemuda dan media dalam mendukung upaya Indonesia untuk pembangunan ekonomi yang inklusif,” kata H.E. Denis Chaibi, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia.
Proyek UNDP BHR “Agents of Change: Youth and Media for Responsible Business”, yang didanai oleh UE, diprakarsai untuk memanfaatkan pemuda dan media guna mempromosikan praktik bisnis yang bertanggung jawab yang sejalan dengan Prinsip Panduan PBB tentang Bisnis dan Hak Asasi Manusia serta standar global lainnya.
Dengan fokus pada Indonesia, Malaysia, Mongolia, dan Thailand, proyek ini melibatkan pemuda dan media untuk mendorong diskusi tentang bisnis, hak asasi manusia, dan isu lingkungan, serta mempromosikan praktik bisnis yang berkelanjutan dan etis. Acara ini, yang menandai inisiatif pertama proyek tersebut, berupaya membangun momentum untuk perubahan positif, mendorong masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan melalui dialog yang berdampak dan kolaborasi yang diperkuat.(RK).