160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN

Danantara akan Merger 1.046 Perusahaan BUMN Menjadi 228 Perusahaan

750 x 100 PASANG IKLAN

Jakarta,corebusiness.co.id-Presiden Prabowo Subianto mengatakan ia telah memberi tugas kepada Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia untuk membenahi BUMN, sehingga memberikan keuntungan bagi negara.

Menurut Prabowo, tata kelola BUMN harus diatur kembali agar menyumbangkan pendapatan yang lebih besar kepada negara. Salah satu bentuk pembenahannya, dengan menghilangkan tantiem bagi para komisaris.

“Perusahaan komisarisnya banyak banget. Saya potong setengah, komisaris paling banyak enam orang. Kalau bisa cukup empat atau lima, dan saya hilangkan tantiem,” kata Prabowo Dalam Penyampaian Pengantar/Keterangan Pemerintah atas RUU Tentang APBN Tahun Anggaran 2026 beserta Nota Keuangan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Prabowo menjelaskan, setiap aset negara yang dikelola secara efisien dan produktif akan menghasilkan nilai tambah dan kontribusi positif bagi kesejahteraan rakyat.

750 x 100 PASANG IKLAN

Kepala negara mencontohkan, dalam dunia bisnis ada istilah return on asset. Bisnis tersebut dapat dikatakan baik dan berhasil apabila return on asset-nya sekitar 12 persen, maka negara akan mendapat keuntungan. Langkah ini juga dapat dilakukan oleh perusahaan BUMN.

“Katakanlah konservatif 10 persen, katakanlah untuk bangsa Indonesia cukup 5 persen. Aset yang dimiliki bangsa Indonesia yang berada di BUMN-BUMN, kita asetnya adalah senilai lebih dari 1.000 miliar dolar AS. Harusnya BUMN itu menyumbang kepada kita minimal 50 miliar dolar AS. Kalau 50 miliar dolar AS, APBN kita tidak defisit,” urai Prabowo.

Karena itu, Prabowo memberi tugas kepada BPI Danantara Indonesia untuk membenahi mengatur kembali perusahaan-perusahaan BUMN supaya dapat menyumbangkan pendapatan yang lebih besar kepada negara.

“Untungnya harus untung benar, jangan untung akal-akalan,” tegas Prabowo.

Memangkas Perusahaan BUMN

750 x 100 PASANG IKLAN

Mendapat titah dari Presiden’ Prabowo untuk membenahi berbagai persoalan yang membelit BUMN, Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria mengatakan, ada beberapa tahapan yang dilakukan Danantara.

“Harapan Bapak Presiden tentu saja merupakan harapan dari rakyat Indonesia, bahwa pengelolaan BUMN bisa memberikan kontribusi signifikan bagi fiskal negara. Sehingga ikut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Dony seperti dikutip dalam program Special Talkshow CNBC Indonesia yang dipandu CEO dan Founder CT Corp, Chairul Tanjung.

Dony menyebutkan tahapan untuk membenahi perusahaan-perusahaan BUMN. Pertama, Danantara melakukan business fundamental reviews dari setiap perusahaan yang ada di BUMN.

“Jumlah perusahaan di BUMN mulai dari perusahaan induk, anak, cucu, hingga cicit, sebanyak 1.046 perusahaan. Tetapi, ini juga perlu kita komunikasikan bahwa 97 persen deviden daripada BUMN berasal dari 8 perusahaan, dan sebanyak 52 persen perusahaan BUMN rugi. Total kerugian perusahaan BUMN, baik direct cost maupun indirect cost akibat inefisiensi dalam pengelolaan perusahaan, sekitar Rp 50 triliun setiap tahun,” ungkapnya

750 x 100 PASANG IKLAN

Dony menjelaskan, melalui tahapan business fundamental reviews, setiap  perusahaan dimasukkan ke dalam matriks. Setiap perusahaan akan dianalisis bidang bisnis, perkembangan usaha, kompetitornya, kapabilitas SDM, dan analisis lainnya.

“Tahapan ini kami lakukan supaya perusahaan termenej dengan baik,” ujarnya.

Dony mencontohkan ada 18 perusahaan di BUMN yang bergerak di bidang logistik. Tetapi, ungkapnya, skill-nya kecil-kecil. Seperti, ada PT Angkasa Pura Logistik (APlog), PT Semen Indonesia Logistik,  PT Pelindo Solusi Logistik, dan lainnya. Tetapi, keberadaan perusahaan-perusahaan logistik itu tidak memberikan manfaat dan keuntungan signifikan.

“Contoh lain, perusahaan asuransi ada 15 perusahaan. Manajemen aset kita jumlahnya banyak, dan sebagainya,” imbuhnya.

Dari hasil analisis perusahaan melalui tahapan matriks, kata dia, akan dilakukan tahapan konsolidasi bisnis.

“Jadi, kita akan punya satu perusahaan logistik, tetapi dengan big skill, very  competitive, kita redesign bisnis modelnya, redesign revenue stream-nya, sehingga dia bisa masuk dalam benchmark pengelolaan perusahaan yang lebih proper,” terangnya.

Dony mengutarakan, dari tahapan kedua akan ada merger, kurang lebih akan ada 300 perusahaan yang akan di-merger-kan.

Tahap berikutnya, dilakukan spin-off terhadap perusahaan-perusahaan BUMN, sehingga kembali ke core business-nya.

“Contohnya, ada perusahaan yang bergerak di bidang oil dan gas. Kita punya Pertamina, tetapi range of business-nya begitu luas. Sehingga tidak fokus lagi menjadi perusahaan oil dan gas. Ini nanti akan terjadi spin-off dari pada perusahaanya, ada hospitalnya akan keluar, hotelnya akan keluar, dan sebagainya. Sehingga nanti bisnis-bisnis di BUMN itu akan fokus pada kompetensi bisnisnya,” tuturnya.

Dony menyebutkan, dari 1.046 perusahasn di BUMN setelah dilakukan tahapan-tahapan tersebut, akan menjadi 228 perusahaan. Sebanyak 228 ini diharapkan menjadi perusahaan skalabel, mampu berkompetisi, memiliki bisnis model dan revenue stream yang proper, dan dikelola secara transparan.

“Sebagaimana kita mendengar pidato Presiden Prabowo yang berharap bahwa tidak ada lagi perusahaan-perusahaan BUMM yang melaporkan keuntungan abal-abal,” tukasnya.

Dony melanjutkan, “Kita juga sampaikan ke publik dalam 6 bulan ini hasil restatement pembukuan perusahaan.”

Menurutnya, penyampaian laporan pembukuan perusahaan bukan karena Danantara ingin memperlihatkan keburukan-keburukan, tetapi sebagai dasar untuk perbaikan menuju target keuntungan yang diharapkan Presiden Prabowo, mencapai 50 miliar dolar AS (setara Rp 800 triliun).

“Inilah tahapan-tahapan yang sedang kami lakukan di Danantara,” pungkasnya. (Rif).

 

750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
ANINDYA

Tutup Yuk, Subscribe !