Dari harga jual listrik Rp 1.000 per kWh, untuk tarif daftar listrik (TDL) Rp 1.400 per kWh, berarti pemerintah tidak perlu memberikan subsidi listrik ke masyarakat. Jika PLTN-PLTN yang dibilang sudah teruji menawarkan harga listrik antara 12 cent atau 13 cent dibandingkan harga jual listrik dari ThorCon sebesar 6,9 cent, diperkirakan pemerintah memberikan subsidi listrik sekitar Rp 8 triliun per tahun per 1 GW.
“Siapa yang mau bayar? Sekarang pemerintah sudah mengeluarkan subsidi listrik sekitar Rp 72 triliun. Bagaimana nanti jika sudah dibangun PLTN dengan harga jual listrik antara 12 cent atau sekitar Rp 2000 sampai 13 cent? Tahun depan diperkirakan bertambah menjadi Rp 90 triliun. Dalam hitungan 10 tahun ke depan sekitar Rp 186 triliun. Duitnya dari mana? tanyanya.
Bob melanjutkan, semua orang tahu biaya fiskal pemerintah sudah padat. Belum lagi utang Indonesia ke luar negeri, masih besar. Sehingga, penggerak fiskal kita sudah tidak bisa lagi terlalu banyak tambahan. Sementara jumlah menteri kabinet Presiden Prabowo ada 48 menteri, sehingga program yang sebelumnya tidak ada dimunculkan. Dia kembali bertanya, siapa yang mau bayar subsidi listrik Rp 8 triliun per tahun per 1 GW?
Jika pemerintah ingin PLTN yang sudah teruji, harus menyiapkan subsidi tambahan listrik Rp 8 triliun per tahun per 1 GW. Namun, jika pemerintah mau menekan biaya pokok produksi (BPP), harusnya pembangkit listrik yang dibangun adalah pembangkit yang BEP BPP-nya di bawah Rp 1.000 per kWh atau 7 cent. Karena, harga listrik di atas 7 cent akan ada biaya subsidi listrik.
“Jika kita memperhatikan secara cermat dan objektif, maka ThorCon adalah solusi praktis transisi energi bagi PLN. Praktis pertama, ThorCon tidak membutuhkan subsidi karena menjual listrik Rp 1.000 per kWh atau di bawah 7 cent. Praktis kedua, PLTN yang dibangun ThorCon bisa mendekati langsung beban listrik dasar. Praktis ketiga, PLTN ThorCon diletakkan di atas kapal laut, sehingga bisa dipindah-pindahkan. Praktis keempat, ThorCon andal, karena bisa beroperasi selama 24 jam,” pungkas Bob memastikan ThorCon bisa menjawab penambahan energi listrik bersih, berbiaya murah, dan mendukung target NZE tahun 2060. (Syarif)