160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN

Trump akan Kenakan $100.000 per Tahun untuk Pekerja Asing Pemegang Visa H-1B

Aplikasi Visa H-1B untuk pekerja asing di perusahaan yang beroperasi di AS. Foto: Paytm.com.
750 x 100 PASANG IKLAN

Jakarta,corebusiness.com-Pemerintahan Trump akan meminta perusahaan untuk membayar $100.000 atau sekitar Rp 1,66 miliar (setara rupiah 16.580,49) per tahun untuk visa pekerja H-1B.

Kebijakan ini dapat memberikan pukulan telak bagi sektor teknologi yang sangat bergantung pada pekerja terampil dari India dan Tiongkok.

Sebagai informasi, Pemerintah AS telah menggulirkan program H-1B yang memungkinkan perusahaan mempekerjakan sementara pekerja asing di AS secara nonimigran dalam pekerjaan khusus dengan prestasi dan kemampuan yang luar biasa.

Pekerjaan khusus membutuhkan penerapan teoretis dan praktis dari sekumpulan pengetahuan khusus dan gelar sarjana atau yang setara dalam spesialisasi tertentu. Misalnya, sains, kedokteran, perawatan kesehatan, pendidikan, bioteknologi, dan spesialisasi bisnis, dan lain-lain.

750 x 100 PASANG IKLAN

Hampir semua biaya visa harus dibayar oleh perusahaan. Visa H-1B disetujui untuk jangka waktu tiga hingga enam tahun.

Undang-undang di AS saat ini membatasi jumlah tahunan pekerja asing yang memenuhi syarat yang dapat diberikan visa atau status H-1B menjadi 65.000, dengan tambahan 20.000 berdasarkan pengecualian gelar lanjutan H-1B.

Sejak menjabat pada bulan Januari, Trump telah memulai tindakan keras imigrasi yang luas, termasuk langkah-langkah untuk membatasi beberapa bentuk imigrasi legal. Langkah untuk merombak program visa H-1B merupakan upaya pemerintahannya yang paling menonjol hingga saat ini untuk merombak visa kerja sementara.

“Jika Anda akan melatih seseorang, Anda akan melatih salah satu lulusan baru dari salah satu universitas terbaik di negeri kita,” kata Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, seperti dikutip Reuters, Minggu (21/9/2025).

750 x 100 PASANG IKLAN

“Latihlah rakyat Amerika. Hentikan perekrutan orang untuk merebut pekerjaan kita,” demikian ancaman Trump untuk menindak tegas visa H-1B telah menjadi titik api utama di industri teknologi, yang menyumbang jutaan dolar untuk kampanye kepresidenannya.

Microsoft (MSFT.O), JPMorgan (JPM.N), dan Amazon (AMZN.O), menanggapi pengumuman tersebut dengan menyarankan karyawan pemegang visa H-1B untuk tetap berada di Amerika Serikat, menurut surat elektronik (surel) internal yang ditinjau oleh Reuters.

Mereka menyarankan karyawannya pemegang visa H-1B yang berada di luar AS untuk kembali sebelum tengah malam pada Sabtu, pukul 04.00 GMT, ketika struktur biaya baru mulai berlaku.

“Pemegang visa H-1B yang saat ini berada di AS harus tetap berada di AS dan menghindari perjalanan internasional hingga pemerintah mengeluarkan panduan perjalanan yang jelas,” demikian bunyi surel internal yang dikirimkan kepada karyawan JP Morgan oleh Ogletree Deakins, sebuah perusahaan yang menangani aplikasi visa untuk bank investasi AS tersebut.

750 x 100 PASANG IKLAN

Kritikus program H-1B, termasuk banyak pekerja teknologi AS, berpendapat bahwa program ini memungkinkan perusahaan untuk menekan upah dan menyingkirkan warga Amerika yang dapat melakukan pekerjaan tersebut. Para pendukung, termasuk CEO Tesla (TSLA.O)–mantan sekutu Trump–Elon Musk, mengatakan program ini mendatangkan pekerja berkeahlian tinggi yang penting untuk mengisi kesenjangan bakat dan menjaga daya saing perusahaan. Musk merupakan warga negara AS yang dinaturalisasi dan lahir di Afrika Selatan, telah memegang visa H-1B.

Jumlah pekerja asing di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) di AS meningkat lebih dari dua kali lipat antara tahun 2000 dan 2019 menjadi hampir 2,5 juta. Meskipun secara keseluruhan lapangan kerja di bidang STEM hanya meningkat 44,5 persen selama periode tersebut.

Menghalangi Talenta Global

Mitra bisnis AS dari perusahaan modal Ventura Menlo Ventures, Deedy Das mengungkapkan, kebijakan baru Pemerintah AS ini untuk menambah biaya baru bagi perusahaan dapat menciptakan disinsentif untuk menarik talenta terpintar dunia ke AS.

“Jika AS berhenti menarik talenta terbaik, kemampuannya untuk berinovasi dan mengembangkan ekonomi akan berkurang drastis,” kata Deddy.

Menurutnya, langkah ini dapat menambah biaya jutaan dolar bagi perusahaan, yang dapat berdampak sangat besar pada perusahaan teknologi kecil dan perusahaan rintisan.

Beberapa analis berpendapat bahwa biaya tersebut dapat memaksa perusahaan untuk memindahkan beberapa pekerjaan bernilai tinggi ke negara lain, sehingga menghambat posisi AS dalam persaingan kecerdasan buatan yang berisiko tinggi dengan Tiongkok.

“Dalam jangka pendek, Washington mungkin mendapatkan keuntungan besar. Namun dalam jangka panjang, AS berisiko membebani keunggulan inovasinya, menukar dinamisme dengan proteksionisme yang picik,” kata analis eMarketer, Jeremy Goldman.

Menurut data Pemerintah AS yang dilansir Reuters, India merupakan penerima manfaat visa H-1B terbesar tahun lalu, dengan 71 persen dari total penerima yang disetujui. Tiongkok berada di posisi kedua dengan 11,7 persen. Pada paruh pertama tahun 2025, Amazon.com (AMZN.O), dan unit komputasi awannya, AWS, telah menerima persetujuan lebih dari 12.000 visa H-1B. Sementara Microsoft (MSFT.O), dan Meta Platforms (META.O), masing-masing telah menerima lebih dari 5.000 persetujuan visa H-1B.

Lutnick mengklaim semua perusahaan besar telah menyetujui dengan dana $100.000 per tahun untuk visa H-1B.

“Kami sudah berbicara dengan mereka,” ucap Lutnick.

Seiring pernyataan kebijakan baru Pemerintah AS ini, saham Cognizant Technology Solutions (CTSH.O), sebuah perusahaan jasa TI yang sangat bergantung pada pemegang visa H-1B, ditutup turun hampir 5 persen. Saham perusahaan teknologi India Infosys dan Wipro yang terdaftar di AS ditutup antara 2 persen dan 5 persen lebih rendah.

Selain akan mematok $100.000 bagi pekerja pemegang visa H-1B, Trump juga menandatangani perintah eksekutif pada Jumat, untuk menciptakan “kartu emas” bagi individu yang mampu membayar $1 juta untuk mendapatkan status penduduk tetap di AS. (Rif)

750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
Core Business

Tutup Yuk, Subscribe !