
Sebelumnya, ia mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada Moskow dan sanksi sekunder kepada negara-negara seperti Tiongkok dan India yang membeli minyak Rusia, jika tidak ada langkah yang diambil untuk mengakhiri perang Ukraina.
“Ini berarti minyak Rusia akan terus mengalir tanpa gangguan dan ini seharusnya berdampak negatif terhadap harga minyak,” kata analis ICIS, Ajay Parmar, seperti dikutip Reuters, Minggu (17/8/2025).
Ajay menekankan, “Perlu dicatat bahwa kami pikir dampaknya akan minimal dan harga kemungkinan hanya akan mengalami sedikit penurunan dalam waktu dekat akibat berita ini.”
Pasar minyak akan menunggu perkembangan dari pertemuan di Washington pada Senin, 18 Agustus 2025, antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
“Para pemimpin Eropa juga telah diundang ke pertemuan tersebut,” ujar seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters.
Analis di UBS, Giovanni, mengatakan bahwa pelaku pasar akan mencermati komentar dari para pemimpin Eropa, meskipun untuk saat ini risiko gangguan pasokan Rusia akan tetap terkendali.
Senada, analis senior di Price Futures Group, Phil Flynn, menyampaikan, para pedagang sedang menunggu kesepakatan. Hingga kesepakatan itu tercapai, harga minyak mentah kemungkinan akan tertahan dalam kisaran yang sempit.
“Yang kami tahu adalah bahwa ancaman sanksi langsung terhadap Rusia, atau sanksi sekunder terhadap negara lain, ditunda untuk saat ini, yang akan berdampak negatif,” ujarnya.
Seperti diketahui, setelah pemberlakuan sanksi Barat, termasuk embargo minyak laut dan pembatasan harga minyak Rusia, Rusia telah mengalihkan aliran minyak ke China dan India. (Rif).