
Jakarta,corebusiness.co.id-Nestle (NESN.S), resmi memecat CEO Laurent Freixe, setelah hanya setahun menjabat pimpinan tertinggi di perusahaan, karena menyembunyikan hubungan asmara dengan seorang bawahan.
Hal ini menyebabkan raksasa makanan Swiss tersebut mengalami krisis kepemimpinan yang memperparah penurunan harga saham dan penjualan.
Freixe digantikan oleh CEO Philipp Navratil (49 tahun). Philip yang telah mengabdi sejak 2001 disebut-disebut seorang bintang yang sedang naik daun di perusahaan makanan terbesar di dunia tersebut.
Selain diterpa masalah krisis kepemimpinan, Nestle juga sedang berjuang menghadapi dampak tarif AS, prospek ekonomi global yang memburuk, dan menurunnya kepercayaan investor setelah bertahun-tahun berkinerja buruk.
Menyingkap ketegangan yang lebih luas, Selasa (2/9/2025), menjadi hari yang penuh gejolak bagi perusahaan perusahaan konsumen global ketika Suntory dari Jepang berpisah dengan CEO-nya, Kraft Heinz mengumumkan perpisahan, dan investor aktivis Elliott Management menyerukan perubahan haluan di PepsiCo.
“Kehilangan dua CEO dan seorang ketua dalam setahun merupakan peristiwa bersejarah bagi Nestle,” kata Ingo Speich, Kepala Tata Kelola Perusahaan dan Keberlanjutan di Deka, salah satu dari 30 investor Nestle teratas, seperti dikutip Reuters, Rabu (3/9/2025).
Ingo menekankan, CEO baru Nestle perlu memperbaiki model bisnis dan mengembalikan volume.
“Ia perlu melakukan merger dan akuisisi yang lebih baik dan lebih fokus pada pasar negara berkembang,” saran Ingo kepada Philipp Navratil.
Investasi Hubungan Asmara
Pihak Nestle pada Senin malam (1/9/2025) menyatakan, pemecatan Freixe menyusul investigasi atas hubungan asmara yang dirahasiakan dengan bawahannya. Freixe diduga telah melanggar kode etik bisnis Nestle.
Kabar pemecatan Freixe berimbas saham perusahaan pembuat kopi instan Nescafe dan cokelat batangan KitKat ini ditutup 0,7 persen lebih rendah di Zurich, memangkas kerugian sebelumnya ketika sahamnya anjlok hingga 3,6 persen.
Perusahaan mengatakan kekhawatiran tentang kemungkinan hubungan asmara tersebut pertama kali disampaikan oleh staf melalui kanal pelaporan internal perusahaan, Speak Up, meskipun investigasi awal tidak berdasar.