160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN

Harga Minyak Mentah Turun setelah Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Ilustrasi: Brent dan WTI. Foto: Javafx.news.
750 x 100 PASANG IKLAN

Jakarta,corebusiness.co.id-Harga minyak sedikit berubah Kamis ini, (18/9/2025), setelah bank sentral AS menurunkan suku bunga acuannya sesuai perkiraan umum. Sementara indikasi penurunan suku bunga lebih lanjut sebelum akhir tahun meningkatkan prospek peningkatan permintaan yang didorong oleh penurunan biaya pinjaman.

Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah Brent berjangka turun 8 sen, atau 0,12 persen, menjadi $67,87 per barel pada pukul 00.42 GMT. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 10 sen, atau 0,16 persen, menjadi $63,95.

Pemangkasan suku bunga acuan Federal Reserve sebesar seperempat poin persentase pada Rabu mengindikasikan akan menurunkan biaya pinjaman secara bertahap selama sisa tahun ini, seiring para pembuat kebijakan merespons tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja.

“Biaya pinjaman yang lebih rendah biasanya mendorong permintaan minyak. Indikasi pemangkasan lebih lanjut menandakan bahwa The Fed menilai risiko terhadap perekonomian dari pengangguran jauh lebih tinggi daripada inflasi,” ujar Kepala Ekonom dan Direktur Global Analisis Pasar di Rystad Energi, Claudio Galimberti.

750 x 100 PASANG IKLAN

Khusus untuk Brent, kata dia, dua pemangkasan yang diperkirakan akan dilakukan pada akhir tahun akan menjadi faktor bullish, yang sebagian akan melawan strategi pelonggaran OPEC+ yang bearish. Hal ini merujuk pada peningkatan pasokan minyak dari anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya.

Di sisi permintaan, menurut data dari Badan Informasi Energi (EIA), stok minyak mentah AS turun tajam pekan lalu karena impor neto anjlok ke rekor terendah. Sementara ekspor melonjak ke level tertinggi hampir dua tahun.

Namun, kenaikan stok distilat (USOILD=ECI), sebesar 4 juta barel, dibandingkan ekspektasi pasar sebesar 1 juta barel, menimbulkan kekhawatiran tentang permintaan di negara konsumen minyak terbesar dunia tersebut, sehingga menekan harga.

Secara keseluruhan, menurut catatan JP Morgan, permintaan minyak global rata-rata mencapai 104,4 juta barel per hari (mpd) hingga 17 September, naik 0,520 juta barel per hari (mbd) secara tahunan (year-on-year). Sementara secara total dari awal tahun kalender (year-to-date), permintaan naik 0,8 juta barel per hari, sedikit di bawah proyeksi bank sebesar 0,83 juta barel per hari.

“Meskipun volume penerbangan di AS dan Tiongkok menurun seiring berakhirnya musim perjalanan musim panas, aktivitas di Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Latin terus meningkat,” kata JP Morgan. (Red)

750 x 100 PASANG IKLAN

750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
Core Business

Tutup Yuk, Subscribe !