
Di sisi permintaan, menurut data dari Badan Informasi Energi (EIA), stok minyak mentah AS turun tajam pekan lalu karena impor neto anjlok ke rekor terendah. Sementara ekspor melonjak ke level tertinggi hampir dua tahun.
Namun, kenaikan stok distilat (USOILD=ECI), sebesar 4 juta barel, dibandingkan ekspektasi pasar sebesar 1 juta barel, menimbulkan kekhawatiran tentang permintaan di negara konsumen minyak terbesar dunia tersebut, sehingga menekan harga.
Secara keseluruhan, menurut catatan JP Morgan, permintaan minyak global rata-rata mencapai 104,4 juta barel per hari (mpd) hingga 17 September, naik 0,520 juta barel per hari (mbd) secara tahunan (year-on-year). Sementara secara total dari awal tahun kalender (year-to-date), permintaan naik 0,8 juta barel per hari, sedikit di bawah proyeksi bank sebesar 0,83 juta barel per hari.
“Meskipun volume penerbangan di AS dan Tiongkok menurun seiring berakhirnya musim perjalanan musim panas, aktivitas di Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Latin terus meningkat,” kata JP Morgan. (Red)