
Perang Harga dengan Produk Lokal
Merek-merek Tiongkok menyumbang 69 persen dari total penjualan mobil di Tiongkok dalam delapan bulan pertama tahun ini, dibandingkan dengan 38 persen pada tahun 2020.
Beberapa nama besar, termasuk Luckin Coffee, yang bersaing dengan Starbucks, jaringan es krim dan minuman Mixue, yang membuat Haagen-Dazs kesulitan dengan penawaran yang lebih murah. Serta merek kecantikan dan kosmetik Proya dan Chando, yang telah merebut pangsa pasar dari para pemain global.
Menurut Frost & Sullivan, perusahaan konsultan bisnis yang menyediakan riset pasar, umumnya konsumen membayar 9,9 yuan ($1,4) untuk secangkir latte dari Luckin, kurang dari sepertiga harga di Starbucks.
“Pangsa pasar merek kosmetik Tiongkok diperkirakan akan melampaui merek asing untuk pertama kalinya pada tahun 2025, mencapai 50,4 persen,” Frost & Sullivan memperkirakan.
Urban Revivo, yang dikenal sebagai pesaing Zara di Tiongkok, merupakan salah satu dari kelompok perusahaan domestik yang sedang berkembang yang ingin berekspansi ke luar negeri.
Bintang lainnya adalah peritel perhiasan Laopu Gold, yang sering disebut “Hermes emas”, yang sahamnya telah melonjak 214 persen tahun ini. Perusahaan ini sangat terinspirasi oleh warisan budaya Tiongkok dan telah terbukti populer di kalangan konsumen.
Frost & Sullivan mengatakan, 77,3 persen pelanggan Laopu juga berbelanja di Louis Vuitton, Hermès, Cartier, Bulgari, dan Tiffany & Co. (Rif)