
“Kami belum mendengar tentang PHK. Yang kami dengar perusahaan memilih sikap wait and see,” imbuhnya.
Musalem mengutarakan, bahkan sebelum tarif diberlakukan, dirinya telah meramalkan bahwa tingkat pengangguran akan meningkat secara bertahap, tetapi masih dalam kisaran kesempatan kerja penuh. Kondisinya saat ini, risiko pengangguran telah meningkat.
Musalem menyatakan, “Saya melihat ketidakpastian yang tinggi. Saya melihat menurunnya kepercayaan di antara perusahaan dan rumah tangga, dan terus menurun. Saya melihat tarif secara substansial telah mendorong kenaikan harga, mengurangi pendapatan riil bagi individu dan perusahaan, dan saya juga melihat tindakan pembalasan dari mitra dagang. Semua ini berarti risiko penurunan pertumbuhan dan risiko kenaikan inflasi.”
Mengenai volatilitas pasar baru-baru ini, Musalem mengatakan bahwa ia memantau berbagai indikator pasar keuangan dan meyakini bahwa kondisi keuangan telah menguat. Dia juga memandang dinamika terkini di pasar saham dan obligasi sebagai penyesuaian harga alami imbas dari risiko pertumbuhan global.
Musalem bahkan tidak yakin pasar tidak berfungsi. Meskipun volatilitas semakin meningkat, baik dalam nilai tukar, pendapatan tetap, saham, obligasi korporasi, komoditas, harga bergerak tajam dan tidak teratur, tetapi dirinya belum melihat adanya masalah dengan fungsionalitas pasar. (Rif)