Bahlil menerangkan, program BPBL adalah wujud keadilan energi dan amanat konstitusi. Ia menekankan, dampak terbesar dari program ini adalah mengangkat beban finansial masyarakat yang sebelumnya tidak mampu menyambung listrik.
“Melalui BPBL, masyarakat sekarang dapat menikmati akses listrik yang layak tanpa harus memikirkan biaya pemasangan, yang selama ini menjadi kendala,” kata Bahlil saat menyampaikan sambutan.
Ia merinci, bantuan ini bukan sekadar instalasi, tetapi tiket untuk kehidupan yang lebih baik. Di Fakfak yang kaya akan potensi kelautan, listrik akan membuka peluang ekonomi baru, seperti pemanfaatan cold storage untuk “pengelolaan hasil tangkapan laut”.
Selain itu, Bahlil juga menyentuh aspek sosial yang paling mendasar, yaitu pendidikan generasi penerus bangsa
“Penyediaan listrik ini juga memberikan dukungan optimal untuk kegiatan belajar anak-anak di rumah,” ujarnya.
Bantuan yang diterima warga ini sangat nyata dan lengkap. Setiap rumah tangga mendapatkan instalasi listrik lengkap mencakup tiga titik lampu, satu kotak kontak, Sertifikat Laik Operasi (SLO), penyambungan ke jaringan PLN dengan daya 900 VA, serta token listrik perdana sebesar Rp100.000.
“Dengan listrik yang menyala di setiap rumah, kita tidak hanya menerangi ruang-ruang keluarga, tetapi juga menerangi masa depan anak-anak kita, membuka pintu peluang usaha baru, dan memperkuat daya saing daerah,” pungkas Bahlil. (Rif)