Jakarta,corebusiness.co.id-Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa memperkirakan pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5,67 persen pada kuartal IV secara tahunan (year-on-year), atau naik dari 5,12 persen pada kuartal kedua, berkat stimulus pemerintah baru yang akan segera diumumkan.
Angka ini lebih tinggi dari proyeksi 5,5 persen yang disampaikan Menkeu Purbaya minggu lalu untuk kuartal IV.
“Saya yakin nanti di kuartal IV, setelah mereka tahu ekonomi sedang menuju perbaikan, modal asing akan kembali dan rupiah akan cenderung lebih kuat dari sekarang,” ujar Purbaya dalam konferensi pers, Selasa (14/10/2025).
Rupiah sedikit melemah pada Selasa dan ditutup pada level 16.570 per dolar. Rupiah mencatatkan kinerja terburuk sepanjang tahun 2025, melemah sekitar 3 persen di tengah meningkatnya kekhawatiran investor tentang independensi bank sentral dan kehati-hatian fiskal setelah pergantian jabatan Menkeu dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa.
Hari ini, Rabu (15/10/2025), nilai tukar rupiah dibuka stagnan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Melansir data Refinitiv, mata uang garuda ini pada pembukaan perdagangan, berada di posisi Rp16.570 per dolar AS atau sama dengan level penutupan kemarin, di mana rupiah mengalami pelemahan 0,09 persen ke level tersebut
Purbaya mengklaim rupiah akan menguat seiring segera diluncurkan paket stimulus tambahan, yang akan melengkapi stimulus ekonomi untuk kuartal keempat. Presiden Prabowo Subianto juga telah memerintahkan para pembantunya di Kabinet Merah Putih untuk mengeksekusi sejumlah stimulus ekonomi pada awal minggu ketiga Oktober 2025.
“Presiden Prabowo memutuskan sejumlah stimulus ekonomi yang akan segera dilaksanakan pemerintah mulai pekan ini,” kata Sekretaris Kabinet (Seskab),Teddy Indra Wijaya dalam keterangan resmi, Senin (13/10/2025).
Seperti diketahui, pemerintahan Presiden Prabowo meluncurkan paket stimulus ekonomi 8+4+5 bernilai Rp16,23 triliun, terdiri dari 8 program akselerasi tahun 2025, 4 program berlanjut di 2026, serta 5 program penyerapan tenaga kerja.
Beberapa program utama antara lain:
Untuk 2026, pemerintah juga menyiapkan perpanjangan PPh final UMKM 0,5 persen, perpanjangan PPh 21 DTP sektor pariwisatainsentif PPh 21 DTP bagi sektor padat karya, serta tambahan diskon iuran JKK dan JKM yang menargetkan hampir 10 juta pekerja informal.
Sementara itu, 5 program penyerapan tenaga kerja akan difokuskan pada koperasi desa, replanting perkebunan rakyat, Kampung Nelayan Merah Putih, revitalisasi tambak Pantura, dan modernisasi kapal nelayan.
Purbaya mengungkapkan, pemerintah mengalami defisit anggaran sebesar Rp371,5 triliun (US$22,42 miliar), atau setara dengan 1,56 persen PDB, pada periode Januari hingga September, lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang mencapai 1,1 persen PDB. Prospek defisit untuk keseluruhan tahun 2025 tetap berada di angka 2,78 persen PDB.
Untuk menutupi sebagian defisit tersebut, Indonesia akan segera meluncurkan penjualan perdana obligasi dim sum (dim sum bonds), yaitu obligasi berdenominasi yuan Tiongkok yang diterbitkan di luar Tiongkok daratan.
Purbaya menyebutkan, pendapatan pemerintah selama sembilan bulan pertama tahun 2025 turun 7,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp1.863,3 triliun. Sementara total belanja mencapai Rp2.234,8 triliun, 0,8 persen lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
“Hal ini menunjukkan anggaran tetap adaptif dan kredibel untuk menjaga keseimbangan antara pemulihan ekonomi dan keberlanjutan fiskal jangka menengah,” ujar Purbaya. (Rif)