
Massa juga mendorong pagar kantor itu dan memaksa masuk ke dalam. Petugas yang berjaga pun kemudian melepas gas air mata ke massa hingga masa kocar kacir.
Bupati Pati, Sudewo memang sempat menemui massa pendemo yang berjumlah sekitar 100 ribu orang. Namun, pendemo tetap meminta dirinya mundur.
“Kami bisa memahami emosi mereka. Karena orang banyak kan? Tidak mungkin terkendali secara keseluruhan. Tetapi ini semua sudah berjalan, akan saya perbaiki segala sesuatunya. Ini merupakan proses pembelajaran bagi saya, karena baru beberapa bulan menjabat sebagai Bupati, masih banyak kekurangan, masih banyak kelemahan yang harus kami benahi ke depan,” tuturnya.
Menanggapi dirinya dituntut mundur, Sudewo mengutarakan bahwa dia dipilih sebagai Bupati Pati secara konstitusional dan demokrasi.
“Jadi tidak bisa berhenti karena dasar tuntutan warga Pati. Semua ada mekanismenya,” ujarnya.
Sudewo juga merespon Rapat Paripurna yang digelar DPRD Pati yang terdiri Fraksi PDIP, PPP, PKB, PKS, Demokrat, Golkar, termasuk Gerindra partai pengusung Sudewo dalam Pilkada Para legislator akan membentuk Pansus untuk menilai kebijakan Sudewo.
“Itu kan hak angket yang dimiliki DPRD. Jadi saya menghormati hak angket yang digelar DPRD dalam Rapat Paripurna,” kata Sudewo.
Ia juga menyampaikan kepada masyarkat Pati untuk menjaga soliditas dan kekompakan, jangan sampai terprovokasi oleh siapapun. Dengan adanya kejadian seperti ini, Sudewo berharap menjadi pembelajaran semua warga Kabupaten Pati, khususnya pembelajaran untuk dirinya sendiri.
“Saya berharap kejadian ini segera terakhir, tidak akan terulang lagi supaya pembangunan di Kabupaten Pati berjalan secara lancar,” harapnya. (Rif)