Jakarta,corebusiness.co.id-Pemerintah tengah mengejar target swasembada energi. Yang sudah terlihat di depan mata, pada tahun 2026 Indonesia tidak lagi impor solar, seiring beroperasinya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia telah menyampaikan kabar gembira kepada Presiden Prabowo Subianto terkait capaian produksi minyak nasional (lifting). Hingga November 2025, produksi minyak harian Indonesia telah melampaui target yang ditetapkan dalam APBN, yakni 605.000 barel per hari.
Menteri Bahlil melaporkan kabar tersebut ke Prasien Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 3 November 2025, berdasarkan hasil rangkaian kunjungan kerjanya ke beberapa daerah. Laporan tersebut mencakup progres program listrik desa, produksi minyak nasional, serta kesiapan menuju kedaulatan energi.
Informasi itu, sebelumnya sudah sampaikan Bahlil secara gamblang di acara Investor Daily Summit (IDS), pada Kamis, 9 Oktober 2025. Ia mengungkapkan, sebelum krisis ekonomi 1998, lifting tertinggi sebesar 1,5 juta-1,6 juta barel per hari. Saat itu, Indonesia menjadi salah satu negara anggota OPEC yang disegani di dunia.
Pertumbuhan ekonomi kala itu berada di kisaran 5 persen-7 persen, dan sejarah mencatat bahwa 40 persen APBN Indonesia dibiayai dari sektor migas.
“Artinya, kontribusi sektor ESDM terhadap keuangan negara pernah sangat besar,” kata Bahlil seperti dikutip beritasatu.com.
Setelah masa reformasi, kondisi berbalik. Lifting minyak yang sebelumnya mencapai 1,6 juta barel per hari terus menurun. Padahal, konsumsi nasional terus meningkat. Saat itu, konsumsi minyak hanya sekitar 500.000 barel per hari, sehingga pemerintah bisa mengekspor 1 juta barel per hari.
“Sekarang justru sebaliknya, kita harus mengimpor sekitar 1 juta barel per hari karena lifting kita pada 2024 hanya 580.000 barel per hari,” imbuhnya.
Bahlil menyampaikan, sejak 2008 hingga 2024, target lifting minyak yang ditetapkan dalam APBN tidak pernah tercapai. Pada tahun lalu, target APBN 2024 sebesar 600.000-605.000 barel per hari pun belum terpenuhi. Namun, pada 2025, target lifting minyak sebesar 605.000 barel per hari telah tercapai.
Menyongsong Kedaulatan Energi
Seusai melapor ke Presiden Prabowo, dalam keterangan resmi ESDM, Bahlil mengatakan, potensi peningkatan lifting juga dimungkinkan akan didapat melalui program perbaikan tata kelola sumur tua. ESDM telah menginventarisir ada sebanyak 45.000 sumur tua yang akan segera dikelola, khususnya kepada koperasi, UMKM, maupun kerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Bahlil turut melaporkan peningkatan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) sektor energi. Dari target sekitar Rp260 triliun di tahun 2025, realisasi PNBP saat ini sudah mencapai sekitar 74 persen-75 persen dari target.
Ia menegaskan optimisme pemerintah untuk mencapai kedaulatan energi. Dan memastikan pada tahun 2026, Indonesia tidak lagi impor solar, seiring dengan rencana beroperasinya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan.
“RDMP kilang kita yang di Balikpapan insyaallah 10 November 2025 akan kita resmikan. Kalau kita dorong B50 lagi untuk ke depan, berpotensi untuk supply kita bisa terjadi lebih terhadap solar, dan bisa kita ekspor,” jelasnya.
Bahlil menyatakan bahwa seluruh program yang dijalankan merupakan tindak lanjut langsung dari instruksi Kepala Negara. Sebagai pembantu Presiden, dia menegaskan bahwa perintah tersebut harus diselesaikan dengan baik. (Rif)