
Setelah terbentuk, lanjut PSG, minyak dan gas cenderung bergerak naik karena massa jenisnya lebih ringan dibandingkan air di dalam pori-pori batuan. Mereka merembes melalui celah-celah kecil, mirip seperti air yang meresap dalam spons. Namun, pergerakan ini bisa terhenti jika ada batuan penutup (seal) yang kedap.
Di bawah lapisan kedap inilah minyak dan gas akhirnya terjebak di dalam batuan reservoir yang berpori. Akumulasi migas yang terjebak inilah yang kemudian dibor dan manfaatkan sebagai sumber energi penting dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, struktur alam yang menahan minyak dan gas ini disebut perangkap migas, seperti diilustrasikan pada gambar 2.
PSG menyebutkan, ada beberapa jenis perangkap, antara lain:
Perangkap Stratigrafi. Perangkap ini terbentuk karena perubahan fasies batuan atau ketidakselarasan (unconformity). Migas terjebak karena adanya lensa batuan reservoir yang dibatasi oleh batuan penutup (cap rock) yang impermeabel. Contoh: lapisan pasir yang tertutup oleh serpih.
Perangkap Struktural. Perangkap ini disebabkan oleh deformasi geologi seperti lipatan (anticlinal trap) atau patahan (fault trap). Minyak dan gas bermigrasi ke bagian puncak struktur dan terperangkap di bawah batuan penutup.
Perangkap Kombinasi. Merupakan gabungan dari perangkap stratigrafi dan struktural. Contohnya, akumulasi hidrokarbon yang terperangkap di sisi struktur lipatan tetapi juga diperkuat oleh perubahan fasies batuan.
Perangkap Hidrodinamik. Perangkap ini terjadi akibat pergerakan air tanah (groundwater) yang cukup kuat sehingga terjadi kontak antara minyak, gas, dan air. Akibatnya, minyak dan gas tidak hanya terperangkap karena struktur atau stratigrafi, tetapi juga oleh aliran fluida bawah permukaan.