
Jakarta,corebusiness.co.id-Pengamat Energi dan Tambang, Dr. Kurtubi mengkritisi pembentukan Badan Pembangunan Pembangkit Nuklir atau Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO). Apa pasal?
Kurtubi berpandangan, pembentukan NEPIO berpotensi menciptakan sistem birokratik yang ribet, dan belum tentu disukai investor.
“Indikasi ini sudah terlihat di awal-awal pembentukan satuan tugas (Satgas) pelaksana NEPIO yang masih terjadi perebutan kekuasaan di posisi Wakil Ketua Satgas. Formatur awal, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) sebagai anggota, kemudian posisinya berubah menjadi Wakil Ketua V Satgas NEPIO,” ungkap Kurtubi.
Ia menyatakan lebih mendukung sistem pengelolaan energi nuklir yang bertujuan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) untuk memenuhi kebutuhan energi bersih bebas emisi karbon CO2, pollutants NOx, SOx, serta debu. Listrik dari energi nuklir juga nonintermitten, sehingga bisa menyala nonstop 24 jam.