
Jakarta,corebusiness.co.id-Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Fahmy Radhi mengatakan, perubahan harga minyak internasional merupakan fenomena jangka pendek. Bagi Indonesia sebagai net importer minyak mentah, setidaknya bisa menghemat nilai devisa impor.
Tren harga minyak mentah mengalami penurunan sejak awal Mei 2025. Jumat ini (23/5/2025), harga minyak mentah Brent turun 37 sen menjadi $64,07 per barel pada pukul 00.15 GMT. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 39 sen menjadi $60,81 per barel.
Disebut-sebut turunnya harga minyak mentah dampak dari semakin menguatnya dolar AS. Kenaikan dolar AS, salah satunya didorong telah disahkannya RUU Presiden Donald Trump tentang pemotongan pajak dan belanja besar-besaran oleh DPR AS pada Rabu malam (21/5/2025) waktu AS. Selain, Trump mulai membuka diri atas kebijakannya terkait tarif impor (resiprokal) terhadap China.
Faktor lain, adanya kabar OPEC+ mempercepat peningkatan produksi minyak, sebagai penyebab turunnya harga komoditas ini. OPEC+ sedang mempertimbangkan peningkatan produksi minyak sebesar 411.000 barel per hari (bph) untuk Juli.