
Menurut Fahmy, Indonesia saat ini dalam level net importer minyak mentah, di mana jumlah impor minyak mentah jauh lebih besar dibandingkan ekspor. Pengaruhnya terhadap Indonesia, akan mengurangi jumlah pengeluaran untuk impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Sehingga Indonesia bisa menghemat nilai devisa impor.
Sesuai mekanisme pasar, disampaikan Fahmy, tren menurunnya harga minyak mentah internasional, harga jual BBM di SPBU pun ikut turun.
“Khusus BBM jenis Pertalite masih disubsidi pemerintah. Seiring turunnya harga minyak internasional, maka bisa mengurangi pengeluaran APBN untuk mensubsidi harga Pertalite. Artinya, penurunan harga minyak ini menguntungkan dari sisi penghematan subsidi Pertalite,” jelas Fahmy ketika dihubungi corebusiness.co.id, Jumat (23/5/2025).
Sementara harga Pertamax Plus, lanjutnya, sudah ditentukan berdasarkan mekanisme pasar. Saat harga minyak mentah naik, harga jual Pertamax Plus dinaikkan. Ketika harga minyak mentah turun, Pertamina harus konsekuen menurunkan harga jual Pertamax Plus.
Fahmy mengutarakan, perubahan harga minyak mentah merupakan fenomena jangka pendek. Sehingga sudah bisa diantisipasi investor di sektor hulu dan hilir, karena orientasi bisnis mereka dirancang untuk jangka panjang.