
Jakarta,corebusiness.co.id-Harga minyak kontraksi pada Jumat, (23/5/2025), efek dari dolar AS yang semakin menguat dan rencana OPEC+ akan terus meningkatkan produksi minyak mentahnya.
Menukil Reuters, harga minyak mentah Brent turun 37 sen menjadi $64,07 per barel pada pukul 00.15 GMT. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 39 sen menjadi $60,81 per barel.
Dolar AS menguat pada Kamis, didorong oleh disahkannya RUU Presiden Donald Trump tentang pemotongan pajak dan belanja besar-besaran oleh DPR AS pada Rabu malam (21/5/2025) waktu AS.
RUU ini disebut Trump sebagai “One Big Beatiful” bertujuan untuk mempermanenkan pemotongan pajak dari tahun 2017, termasuk penghapusan pajak atas trip dan pinjaman mobil. RUU ini juga menghapus banyak subsidi energi hijau dan menambah anggaran militer, dan penegakan imigrasi.
Pengaruhnya terhadap harga minyak, komoditas ini biasanya diperdagangkan secara terbalik dengan dolar, karena dolar yang lebih kuat membuat komoditas tersebut lebih mahal bagi pembeli non-AS.
Sementara itu, OPEC+ sedang mempertimbangkan peningkatan produksi besar lainnya pada pertemuan tanggal 1 Juni, juga mendorong harga minyak turun. OPEC+ menargetkan menaikkan produksi sebesar 411.000 barel per hari (bph) untuk Juli.
Penumpukan minyak mentah yang besar di AS pada awal minggu juga membebani harga minyak. Permintaan penyimpanan minyak mentah AS telah melonjak dalam beberapa minggu terakhir ke level yang mirip dengan pandemi Covid-19.
Menurut data dari pialang penyimpanan The Tank Tiger, para pedagang bersiap menghadapi banjir pasokan yang meningkat dalam beberapa bulan mendatang dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu AS. (CB)