160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN

Otonomi Daerah Jadi Napas Baru Konglomerat Lokal Go Internasional

750 x 100 PASANG IKLAN

Jakarta,corebusiness.co.id-Otonomi daerah (Otda) yang resmi diberlakukan tahun 2009 memberikan keleluasaan bagi daerah untuk mandiri mengurus diri. Otda juga menjadi napas baru bagi konglomerat lokal untuk memperkokoh bisnis utama dan ekspansi ke lini bisnis lainnya.

Dalam kerangka otonomi daerah, pemerintah pusat memberikan tanggung jawab kepada pemerintah daerah untuk mengelola sebagian besar urusan dalam lingkup kewenangannya sendiri terkait pembangunan, pelayanan publik, serta pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan ekonomi di wilayahnya. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tingkat lokal.

Untuk mempercepat pembangunan daerah, para kepala daerah, baik gubernur, bupati, dan wali kota, tentunya sudah menginventarisir berbagai aspek kekuatan yang dimiliki daerahnya. Termasuk kekuatan dukungan pihak swasta lokal yang diharapkan bisa bekerja sama dan mendukung proses pembangunan daerah.

Bagi pengusaha lokal, pemberlakuan Otda-hingga 25 April 2025 sudah berjalan 29 tahun–lebih memberikan peluang untuk lebih mengeksplorasi pengembangan bisnisnya. Lebih lagi, pemerintah pusat telah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk pengelolaan sumber daya alamnya.

750 x 100 PASANG IKLAN

Misalnya, pemerintah pusat memberikan dukungan tambahan payung hukum bagi kepala daerah melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2022 tentang Pendelegasian Pemberian Perizinan Berusaha di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara. Pendelegasian kewenangan ini, merupakan masukan dari pemerintah daerah maupun pelaku usaha agar lebih efektif dan efisien.

Bagi pengusaha lokal, regulasi itu bisa juga dijadikan “proteksi” semakin meluasnya ekspansi bisnis pengusaha-pengusaha kakap dari luar daerah. Mengusung prinsip kearifan lokal, strategi ini dilakukan daerah untuk memberdayakan masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka.

Jika fondasi bisnisnya sudah kokoh, mereka bahkan bisa ekspansi bisnis tidak hanya skala lokal, tapi juga domestik hingga mancanegara.

Di Indonesia, memang sudah ada beberapa ada beberapa putra daerah yang lebih dulu membangun fondasi bisnis sebelum Otda diberlakukan pada 2009. Namun, untuk bisa masuk ke lini bisnis tertentu, seperti pengelolaan SDA, mereka harus mengikuti pelbagai ketentuan dari pemerintah pusat.

750 x 100 PASANG IKLAN

Sejak Otda diberlakukan dan pelimpahan kewenangan pemberian izin diserahkan ke daerah, pengusaha-pengusaha daerah ini tidak hanya memperkuat bisnis utama, lebih dari itu lebih berpeluang memperluas lini-lini bisnisnya.

Konglomerat Lokal Kaliber Internasional

Indonesia banyak memiliki putra-putri dari daerah yang sukses membangun bisnis. Bahkan beberapa nama di antaranya sudah go internasional. Seperti yang menggaung saat ini muncul Taipan atau Konglomerat Sembilan Haji—sebuah istilah representasi dari sembilan tokoh luar biasa yang bukan hanya berhasil membangun kekayaan dan imperium bisnis, tetapi juga mendorong pembangunan daerah serta memberikan kontribusi ekonomi bagi negara.

Mereka membangun kerajaan bisnis dari nol dan mengendalikan ekonomi daerah selayaknya raja. Mereka bukan sekadar pengusaha sukses dari berbagai daerah, tapi juga sebagai pilar penting dalam membentuk landskap ekonomi Indonesia yang kini mulai berakar dari kekuatan daerah.

Disarikan dari berbagai sumber, dalam kultur bisnis dan sosial di Indonesia, sebutan “Taipan” merujuk pada seseorang yang memiliki pengaruh besar dalam dunia usaha, pengambilan keputusan strategis, dan kerap kali menjadi inspirasi karena kisah sukses mereka.

750 x 100 PASANG IKLAN

Namun, dalam konteks Taipan Sembilan Haji, kekuatan mereka tak hanya diukur dari harta, tetapi juga dari amal, nilai spiritual, dan kontribusi nyata kepada masyarakat.

Berikut Daftar Profil Singkat Taipan Sembilan Haji:

Haji Isam

Nama Andi Syamsuddin Arsyad atau lebih dikenal Haji Isam adalah gambaran nyata dari seorang perantauan sejati. Hidupnya dimulai dari kesederhanaan bekerja sebagai sopir truk pengangkut kayu di daerah Batulicin, Kalimantan Selatan. Namun siapa sangka pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, tahun 1977, menjadi crazy rich dari Kalsel di bawah bendera Jhonlin Group.

Fokus utama bisnisnya di sektor pertambangan batubara melalui perusahaan andalannya PT Jhonlin Baratama yang kini menjadi tulang punggung ekonomi Kalsel. Haji Isam juga mengembangkan jaringan usaha terintegrasi, mulai dari perkebunan kelapa sawit, pabrik biodiesel, jasa pelabuhan, hingga layanan jet pribadi.

Ia memiliki rumah mewah di lahan seluas 20 hektare di Batulicin, Kalsel, yang menjadi simbol nyata dari perjalanan suksesnya yang luar biasa.

Beberapa media memperkirakan kekayaan Haji Isam mencapai Rp10 triliun. Angka ini muncul dari zakat maal yang pernah ia keluarkan sebesar Rp250 miliar. Jika zakat adalah 2,5 persen dari harta, maka kekayaannya bisa ditaksir sekitar Rp10 triliun.

Hadji Kalla

Kalla Group adalah nama besar yang sudah melekat di dunia usaha di Sulawesi. Didirikan sejak tahun 1952, perusahaan keluarga Kalla ini terus tumbuh dan berkembang di bawah kepemimpinan putranya, Muhammad Jusuf Kalla– Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI.

Kini, Kalla Grup menjadi salah satu kekuatan dalam distribusi otomotif, terutama untuk merek ternama seperti Toyota dan Kia di wilayah Indonesia Timur.

Tak hanya itu, Kalla Group diperkuat oleh unit usaha lain seperti logistik, konstruksi, properti, energi, mineral, hingga bidang pendidikan.

Meskipun telah menjelma menjadi kelompok usaha modern dengan sistem korporasi, Kalla Group tetap setia memegang nilai-nilai kearifan lokal dalam setiap leading bisnis yang mereka jalankan.

Haji Aksa

Perjalanan hidup taipan Muhammad Aksa Mahmud bisa dibilang inspiratif yang syarat nilai perjuangan. Semasa kecilnya di Barru, Sulawesi Selatan, ia memulai usahanya dengan berjualan es balok dan dan kurma.

Kini, konglomerat yang familiar disapa Haji Aksa berhasil membangun Bosowa Corp, salah satu grup bisnis terbesar di kawasan Indonesia Timur, dengan fokus pada industri semen di Marros. Pabrik semen ini menjadi tulang punggung roda bisnis Bosowa Corp hingga akhirnya mengembangkan unit lain seperti distribusi otomotif berbagai merek besar seperti Mitshubisi dan Mercedes Benz.

Bosowa Corp juga mempunyai lini bisnis properti pembangunan proyek-proyek infrastruktur strategis nasional. Termasuk pembangunan infrasturuktur pembangunan jalan ton di Makassar serta Jadebotabek yang semakin mendukung eksistensinya sebagai penggerak pembangunan ekonomi nasional dari timur.

Pria kelahiran 16 Juli 1945 tersebut pernah masuk daftar 40 orang terkaya Indonesia versi Forbes tahun 2007. Menantu Jufuf Kalla ini kembali masuk daftar 32 orang terkaya di Indonesia versi Forbes tahun 2018.

Haji Rasyid

Taipan berikutnya adalah Abdul Rasyid atau familiar disapa Haji Rasyid. Pengusaha sawit  dari Kalimantan Tengah tersebut sempat masuk daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes tahun 2018. Ia dikenal dermawan karena kerap membagikan ratusan ton beras di wilayah Kalimantan Tengah.

Melalui bendera bisnisnya PT Citra Borneo Indah Group yang berhasil mengelola lebih dari 115 ribu hektare lahan sawit melalui PT Sawit Sumber Mas Sarana. Bisnisnya telah menyerap ribuan tenaga kerja lokal.

Bisnis yang dibangunnya itu menanamkan prinsip filantropi, di mana Haji Rasyid aktif mendanai pembangunan masjid, fasilitas umum, dan berbagai kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat di Indonesia.

Haji Leman

Almarhum Abdussamad Sulaiman bin Haji Basirun alias Haji Leman merupakan salah satu ikon bisnis legendaris dari Kalimantan Selatan. Perjalanan bisnisnya dimulai pada tahun 1966 pada usaha angkutan sungai.  Dari titik awal yang sederhana itu, ia kemudian mendirikan Hasnur Group sebagai konglomerat multi sektor mencakup pertambangan batubara, perkebunan, pelayaran, hingga klub sepak bola PS Barito Putra.

Ia menerapkan sistem bisnis keluarga yang sangat rapi dan solid. Ketujuh anak Haji Leman diberi tanggung jawab untuk mengelola masing-masing lini bisnis. Salah satu putranya yang menonjol adalah Hasnuryadi Sulaiman yang sukses membawa bisnis pelayaran keluarga melantai di bursa saham melalui PT Hasnur Internasional Shipping.

Warisan Haji Leman bukan hanya berupa kekayaan, tapi juga filosofi bisnis keluarga yang berkelanjutan.

Haji Ijai

Nama Muhammad Zaini Mahdi atau lebih dikenal Haji Ijai kini mulai mempunyai pengaruh di Kalimantan Selatan. Melalui perusahaannya PT Batu Bangun Mulia, mampu memproduksi hingga 2 juta ton batubara setiap bulan.

Berbasis di Kabupaten Tapin, Kalsel, bisnis Haji Ijai tidak hanya terbatas pada produksi batubara, tetapi juga mencakup perdagangan batubara untuk pasar ekspor.

Haji Ijal memiliki gaya hidup cukup glamor, koleksi mobil-mobil mewah seperti Ferrari dari rumahnya yang dilengkapi landasan helikopter pribadi menjadi sismbol kesuksesannya gemilang.

Haji Anif

Konglomerat batubara dari Tapin, Kalimantan Selatan, bernama Haji Anifsyah atau lebih dikenal Haji Anif adalah figur pengusaha tangguh dari Sumatera Utara. Ia membangun kerajaan bisnis dari nol.

Perjalanannya bisnisnya dimulai dengan kepemilikan 1.500 ribu hektar lahan sawit di kawasan Langkat, kini ia telah memiliki lahan lebih dari 30 ribu hektar yang tersebar di berbagai wilayah. Mulai dari Sumatera Utara hingga Riau.

Ia juga mengembangkan bisnis di sektor properti dan memiliki jaringan bisnis luas di sektor pertambangan dan energi.

Haji Robert

Taipan ini bernama Robert Nitiyudo Wachjo, namun familiar disapa Haji Robert. Ia merupakan penakluk tambang emas dari Maluku Utara. Haji Robert memiliki usaha di sektor pertambangan emas yang signifikan di wilayah tersebut.

Melalui PT Nusa Halmahera Minerals (NHM), ia mengambil alih tambang emas Gosowong di Halmahera setelah sukses mengakuisisi saham mayoritas dari perusahaan asal Australia, Newcrest Mining Ltd.

Tapitan ini menerapkan prinsip filantropi dalam menjalankan bisnisnya. Ia berkomitmen penuh pada pembangunan sosial, mulai dari renovasi rumah ibadah, fasilitas kesehatan, hingga program pemberdayaan ekonomi lokal.

Haji Ciut

Muhammad Hatta atau dikenal Haji Ciut dijuluki sebagai crazy rich dari Kalimantan Selatan. Ia sempat menjadi sorotan publik karena pernikahan mewah anaknya yang berlangsung selama 14 hari 14 malam. Ia dikenal sebagai pengusaha batubara, minyak, dan kelapa sawit.

Kekayaannya sebagian besar dari bisnis pertambangan batubara, minyak, kelapa sawit, dan properti. Haji Ciut tinggl di rumah sangat mewah yang dilengkapi helipad pribadi. (Rif)

750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
PASANG IKLAN

Tutup Yuk, Subscribe !