160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
750 x 100 PASANG IKLAN

Konversi Elpiji ke Kompor Induksi dan Kompor Listrik, Berikut Kelebihan dan Kekurangannya

Salah satu model kompor induksi. Foto: Istw
750 x 100 PASANG IKLAN

Jakarta,corebusiness.co.id-Penggunaan kompor listrik menjadi alternatif pengganti elpiji 3 kilogram (kg) untuk kebutuhan memasak. Berikut perbedaan kompor listrik dengan kompor induksi, serta kelebihan dan kekuranganya.

Rusmiati (45), salah satu ibu rumah tangga di Kelurahan Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, mulai resah setelah pemerintah menetapkan liquefied petroleum gas (LPG) atau elpiji subsidi tabung 3 kilogram (kg) tidak lagi dijual di tingkat pengecer. Ketentuan tersebut mulai diberlakukan Sabtu (1/2/2025). Masyarakat hanya bisa membeli elpiji 3 kg melalui pangkalan resmi Pertamina dengan harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan.

“Saya buru-buru beli di warung dekat rumah yang masih menjual gas 3 kilogram, takut kehabisan buat masak. Karena, agen gas lumayan jauh dari rumah,” kata Rusmiati, Minggu (2/1/2025).

Rusmiati juga mengetahui informasi bahwa pemerintah sudah memberlakukan pembelian elpiji 3 kg menggunakan kartu tanda penduduk (KTP). Jumlah penggunaan elpiji 3 kg pun dibatasi, empat kali dalam sebulan. Mengantisipasi situasi mendadak untuk kebutuhan memasak, dia berencana mencari alternatif menggunakan kompor listrik.

750 x 100 PASANG IKLAN

Pemerintah sudah meluncurkan program konversi elpiji ke kompor listrik induksi sejak tahun 2022, namun sempat batal. Pemerintah melalui Dewan Energi Nasional (DEN) memastikan, program yang ditandai dengan pembagian kompor listrik ini akan kembali berjalan pada 2025.

Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto mengungkapkan, program ini ditujukan untuk masyarakat mampu, bukan warga miskin. Djoko menilai, program konversi elpiji ke kompor listrik induksi perlu dimulai dari masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Salah satu alasannya, kalangan masyarakat tersebut cenderung telah mampu membeli perangkat kompor listrik induksi.

Menurutnya, bagi-bagi kompor listrik induksi membutuhkan biaya cukup mahal, yakni Rp 2 juta per Kartu Keluarga. Biaya tersebut mencakup perangkat kompor listrik, panci, hingga peningkatan daya listrik di rumah.

750 x 100 PASANG IKLAN

Pages: 1 2 3 4
750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Promo Tutup Yuk, Subscribe !