
“Langkah ini menjadi inisiatif awal dengan BMN. Yang diyakini mampu meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sekaligus memberdayakan koperasi yang ada di sektor tersebut,” jelasnya.
Menurut Destry, pendekatan kolaboratif dipilih sebagai langkah awal. Sebagai contoh, koperasi perumahan dapat bermitra dengan pabrik seperti BMN Living untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga atau furnitur.
“Arahnya adalah menciptakan ekosistem bisnis yang inklusif, di mana koperasi berskala kecil dapat terhubung dan bekerja sama dengan industri besar,” ujarnya.
Sementara itu, PT BMN Living yang merupakan anak usaha dari PT Berdikari, bagian dari holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan ID Food, telah sukses menyediakan produk furnitur unggulan di pasar ekspor.
Direktur BMN, Andre Andika Adhiguna mengatakan, perusahaannya telah mewujudkan Global Act Locally, melakukan ekspor produk-produk furnitur. Di mana, BMN telah membuktikan bahwa produk lokal yang dibuat bisa menembus pasar global di tingkat internasional.
Pasar Jerman menjadi negara mayoritas peminat produk furnitur BMN Living. “Artinya secara global produk BMN sudah diakui dan mampu bersaing. Dalam beberapa tahun terakhir, kami baru mulai membuka pasar lokal dengan kualitas internasional,” ucap Andre.
Andre memastikan, saat ini produk furnitur yang dipasarkan BMN Living telah memenuhi TKDN hingga 40 persen sesuai dengan kebijakan pemerintah. Selain itu, industri furnitur yang merupakan sektor industri padat karya juga membuka peluang lapangan kerja di dalam negeri.
“Kami berharap, dapat semakin membuka peluang kerja sama dengan para pelaku bisnis lokal, koperasi dan UMKM,” harapnya. (Rif)