Asisten Deputi Bidang Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman & Investasi, Ridha Yasser, mengatakan, Indonesia, dengan 17.500 pulau, kaya akan sumber daya alam dan energi, termasuk bahan bakar fosil, mineral, dan sumber daya terbarukan yang melimpah. Untuk mencapai target emisi nol bersih, Indonesia harus menyeimbangkan pembangunan ekonomi dengan stabilitas dan ketahanan energi, sekaligus mendorong pertumbuhan nasional.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman & Investasi menargetkan pengembangan tenaga surya hingga 421 GWp atau bahkan lebih pada tahun 2060. Untuk mencapainya, diperlukan peningkatan daya saing melalui inovasi, hilirisasi sumber daya alam, dan penguasaan teknologi manufaktur seperti produksi panel surya menyeluruh,penyimpanan baterai skala besar, dan pemanfaatan jaringan listrik.
Pada kesempatan yang sama, Senda Hurmuzan Kanam, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur EBTKE (ESDM), mengatakan, ESDM berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat, dengan target 23 persen energi terbarukan dalam bauran energi kita pada tahun 2025. Salah satu peluang utama untuk mencapai tujuan ini adalah melalui panel surya.
“Kita membutuhkan sekitar 10 gigawatt pembangkitan energi bersih pada tahun 2025 untuk mengejar kesenjangan yang ada. Indonesia memiliki potensi untuk menghasilkan hingga 15 gigawatt dari atap surya. Kami bersyukur memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dengan tim teknis Huawei dalam mengembangkan konsep atap surya ‘tanpa ekspor’, memastikannya terintegrasi dengan lancar dengan jaringan PLN yang ada,”Senda Hurmuzan Kanam. Selasa (8/10/2024).