
Untuk mencegah angka kematian tinggi dan kejadian katastropik finansial, maka perlu dilakukan deteksi dini kanker. Deteksi dini kanker tidak hanya direkomendasikan pada orang yang berisiko, namun untuk orang yang sudah memiliki kesadaran bahwa deteksi dini kanker merupakan hal yang berguna untuk mencegah kejadian katastropik dan kematian.
Deteksi Dini Kanker
Terdapat beberapa jenis deteksi dini kanker yang dapat dilakukan di fasilitas kesehatan (faskes) Indonesia.
Sejauh ini, baru ada dua jenis kanker yang sudah memiliki program rutin pemeriksaan deteksi dini yang dapat dilakukan di faskes milik pemerintah seperti puskesmas, yaitu kanker payudara dan kanker serviks. Sedangkan dua pemeriksaan lainnya, yaitu kolonoskopi dan LDCT paru belum dilakukan secara rutin.
Berikut ragam pemeriksaan dini kanker:
Pemeriksaan SADANIS
Kanker payudara dapat dicegah dengan adanya program SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis) yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya benjolan atau tanda-tanda abnormal lain (ke arah kanker) pada payudara.
SADANIS direkomendasikan untuk dilakukan 1 tahun sekali untuk wanita berusia 40 tahun ke atas, dan setiap 1-3 tahun sekali untuk wanita usia 25-39 tahun. Pemeriksaan SADANIS biasanya dilakukan bersamaan dengan IVA dan PAP Smear.
Pemeriksaan IVA dan PAP Smear
Kanker serviks dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan IVA atau PAP Smear. Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan visualisasi menggunakan asam asetat, untuk melihat lesi pra kanker pada leher rahim. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti bidan, dokter umum, perawat, dan dokter spesialis obgyn.
Jika hasil abnormal pada pemeriksaan IVA, maka menunjukkan adanya lesi pra-kanker dari kanker serviks. Selanjutnya, pemeriksaan PAP smear adalah tes yang digunakan untuk melihat atau mengetahui kondisi sel-sel serviks (leher rahim).
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sampel berupa sel-sel dari dinding rahim, kemudian dimasukkan ke dalam kaca objek, dan nantinya akan diperiksa di bawah mikroskop.
Pemeriksaan IVA dan PAP smear direkomendasikan dilakukan rutin secara berkala untuk semua wanita yang sudah aktif secara seksual.