
Pengalaman kami di Alaska, negara bagian Amerika, ini bisa ditiru oleh Pemerintah Daerah NTB, atau oleh pihak swasta dari kalangan pengusaha yang tertarik dengan bisnis pariwisata. Bisa pula didanai oleh pemerintah pusat, misalnya dengan memanfaatkan dana dari program Danantara.
Tidak hanya untuk kereta gantung di Gunung Rinjani, tetapi juga untuk membangun kereta gantung di pegunungan indah yang selama ini menjadi objek wisata yang sangat penting di berbagai daerah. Sehingga kegiatan usaha membangun kereta gantung tidak hanya di Gunung Rinjani, tetapi juga di berbagai daerah di tanah air.
Untuk mendukung aktivitas sektor wisata di NTB, perlu ketersediaan listrik yang cukup, agar bisa menyala nonstop 24 jam. Pemerintah atau PLN dapat menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT), selain bebas polusi karbon CO2 dan biaya produksi listriknya bisa bersaing dengan listrik berbasis energi fosil. Bahkan generasi terbaru dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) biaya produksi listriknya (LCOE) lebih murah dari Listrik PLTU batubara yang padat dengan emisi karbon CO2.
Kereta gantung di Alaska selain di puncak gunungnya dilengkapi dengan ruang informasi tentang sejarah Alaska– yang dibeli oleh Amerika dari Rusia dan dibayar dengan uang cash (US$)–juga dilengkapi dengan informasi tentang pengembangan kereta gantung itu sendiri yang ikut menjaga keindahan alam dan lingkungan hidup kehutanan khas Alaska yang diliputi salju nonstop karena malam harinya lebih panjang dari siang hari.
Lombok yang terkenal sebagai Pulau 1000 Masjid, bisa disimbolkan misalnya dengan membangun mushola di Gunung Rinjani berdampingan dengan bangunan tempat istirahat para pendaki dan nonpendaki untuk menikmati keindahan alam Gunung Rinjani.
Potensi pengembangan ekonomi di Lombok NTB berbasis keindahan alam Gunung Rinjani yang bisa didaki melalui 3 lokasi, yakni Sembalun, Senaru, dan Torean, akan bisa menghidupkan kembali atau peluang untuk melanjutkan rencana Pemda NTB membangun Global Hub Kayangan di Lombok Utara.