
Kedua, menyelaraskan nilai pemimpin dengan kebijakan. Prabowo secara konsisten menunjukkan penghormatan terhadap rakyat kecil. Jika Gus Miftah tetap dibiarkan menjabat, hal ini dapat menimbulkan kesan bahwa pemerintah tidak serius dalam menegakkan nilai-nilai yang telah menjadi prinsip dasar kepemimpinan Prabowo. Ketiga, memberikan efek jera. Langkah tegas terhadap Gus Miftah akan menjadi peringatan bagi pejabat lain untuk selalu menjaga integritas dan etika dalam bertindak, baik di depan publik maupun dalam menjalankan tugas.
Langkah Prabowo dalam menyikapi kasus ini akan menjadi ujian nyata bagi komitmennya terhadap prinsip-prinsip kepemimpinan yang selama ini ia gaungkan. Publik menanti keberanian “Macan Asia” untuk mengambil tindakan tegas yang tidak hanya menjaga wibawa pemerintah, tetapi juga membela martabat rakyat kecil.
Keputusan sepenuhnya berada di tangan Presiden Prabowo Subianto, dan publik hanya bisa menunggu langkah selanjutnya. Namun, respons terhadap kasus ini akan mencerminkan sejauh mana komitmen dan penghormatan beliau terhadap masyarakat kecil, khususnya pedagang asongan atau kaki lima seperti pedagang es teh bernama Sunhaji. (Ical Syamsudin, Direktur Eksekutif LBH Jaringan Rakyat, Jubir II TKD Prwbowo-Gibran Provinsi DKI Jakarta)
Kalau menurut saya – orang seperti Gus Miftah itu dipecat saja oleh Presiden Prabowo – biar dia tau gimana susahnya jadi orang susah– cabut juga haknya untuk tidak berbicara dihadapan umum selama 5 tahun – biar dia sadar kalau tidak punya jabatan di negara ini –
Menurut Saya – jika Saya yg jadi Presiden Prabowo – maka saudara Gus Miftah dinyatakan lengser dari jabatan nya- alias di pecat – seharusnya Prabowo pecat saja anak buahnya itu – dari pada Gus Miftah bikin reseh di hadapan publik – perilaku utusan Presiden koh –! sangat tidak normatif – oleh karena itu diharapkan kepada Presiden Prabowo agar pecat saja Gus Miftah, biar dia tau rasa seperti apa jadi rakyat biasa —