Sejak 1996 CGR gemar melakukan eksplorasi ragam bahasa, ejaan dan gaya penceritaan dalam karya cerpen dan puisinya yang mengolah sejarah dan budaya Betawi dalam latar dari Batavia sampai Jakarta. Ia kerap membubuhkan catatan kaki pada cerpen dan puisinya.
Selain menulis, menyunting buku, membaca puisi budaya-sejarah, ia juga sering ditunjuk sebagai juri sastra dan pembicara pada ajang budaya dan sastra, radio, televisi, dan beberapa perguruan tinggi, serta mewakili Provinsi DKI Jakarta pada ajang sastra di dalam dan luar Jakarta. Di antaranya MPU IV (Solo, 2009), The 2nd JILfest (Jakarta, 2011), MPU VII (Yogyakarta 2012), Temu Sastra Indonesia 2012 (Jakarta, 2012), serta diundang oleh guru besar Universitas Riau, Prof. Dr. Yusmar Yusuf menghadiri “Pancur Lagoon Poetry Reading” (Batam, 2012) dan “Helat Budaya Melayu” (Kampar, 2012).
Kini Chairil Gibran mengelola Penerbit Padasan, menjadi pemimpin redaksi Stamboel: Journal of Betawi Socio-Cutural Studies (Jakarta), redaktur Horison, dan telah mendirikan Betawi Center Foundation, Forum Betawi Membaca, dan Museum Orang Betawi.
Namun, memasuki 26 tahun kiprahnya itu, sampai ini hari CGR belum pernah mendapat penghargaan apapun sebagai Sastrawan dan Budayawan Betawi dari pihak manapun. Terlebih anugerah budaya dari Pemprov DKI Jakarta. Wajar jika ia sering dicandai kawan-kawan bukan Betawi.
“Saya hanya berfikir ini adalah risiko dari dari mulut tajam saya yang sering memberi otokritik untuk Betawi. Bukankah orang lebih menyukai orang pendiam dan penurut (bahkan penjilat) daripada orang yang kritis?,” guraunya.
Meski begitu, CGR suka keluar airmata dan ‘ati mereres’ bila mengingat canda ini. Ia tidak marah pada mereka, namun hanya berfikir: Puluhan tahun membela sastra berlatar Betawi-Batavia-Jakarta, karya-karya buku diakui hingga Negeri Belanda, oleh orang Minang dipercaya menjadi orang Betawi pertama dalam jajaran Redaktur Majalah Sastra Horison, dihargai oleh orang Sunda-Jawa-Riau-Kalimantan, tapi ‘kagak dianggep’, diabaikan di kampung sendiri oleh ‘bangse kendiri’, kaum Betawi.
Apapun ending-nya, perhatiannya terhadap semua hal tentang kebetawian menjadi perhatian CGR, baik dituturkan dalam bentuk karya sastra tulisan dan lisan ketika ia diundang sebagai pembicara di berbagai forum lokal dan nasional. Hingga buah dari keikhlasan dan kecintaannya terhadap tanah kelahirannya: Betawi, secara diam-diam dipantau oleh PSB UHAMKA.
Rencananya, acara PSB UHAMKA Awards dihelat di Gedung FKIP UHAMKA, Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu, 12 November 2025, pukul 09:00-12:00 WIB. (Rif)