
“Kalau untuk Oplah itu kan lahan yang sudah ada dioptimalkan saja, di antaranya dengan menata ulang sistem irigasi agar produktivitas lahan padi bisa meningkat. Artinya, petani yang selama ini menggarap sawah yang dibantu oleh pemerintah,” terangnya.
Menurut Beatus, wilayah Merauke memang sejak lama sudah diproyeksikan sebagai daerah lumbung pangan Indonesia. Apalagi, wilayah ini memiliki hamparan lahan yang sangat luas.
“Pada intinya, kalau menurut saya cetak sawah ini memiliki kepentingan baik untuk masyarakat dan kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kalau yang 40 ribu hektare, yaitu optimasi laham rawa kami terlibat langsung bersama jajaran TNI, di mana kami mengerjakan drainase-drainase yang ada di sana,” katanya.
Terpisah, Uskup Agung Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Mgr. Petrus Canisius Mandagi mengatakan bahwa cetak sawah merupakan proyek kemanusiaan bagi masyarakat papua yang selama ini memiliki tanah subur namun belum dikelola secara baik.
Menurutnya, pertanian adalah sektor yang berkaitan erat dengan kebutuhan pokok sehari-hari, yaitu makanan. Karena itu, apa yang dicanangkan pemerintah melalui cetak sawah memiliki tujuan yang sama dengan hukum agama yang masyarakat Papua anut.