
“Penanggulangan dini sangat penting untuk mencegah meluasnya serangan hama, terutama walang sangit yang saat ini sudah menyerang sekitar 5 hektare. Dengan produktivitas potensi mencapai 7 hingga 8 ton per hektare Gabah Kering Panen (GKP), serangan hama seperti ini bisa sangat merugikan jika tidak segera ditangani,” jelas Wiyoto.
Untuk mengatasi hama walang sangit, petani menggunakan pestisida Starfidor, yang dikenal efektif dalam membasmi hama pada berbagai jenis tanaman. Pestisida ini bekerja secara sistemik, diserap oleh tanaman dan menyebar ke seluruh bagian, sehingga memberikan perlindungan menyeluruh dan cepat terhadap serangan hama.
“Kami harap penanggulangan ini dapat memberikan hasil maksimal, menjaga produktivitas padi di Kabupaten Purworejo, dan tentunya mendukung program ketahanan pangan nasional,” pungkas Wiyoto.
Sementara Direktur Hilirisasi Hasil Tanaman Pangan, Kementan, Mulyono memberikan arahan agar jajarannya fokus pada pengendalian OPT untuk menjaga produksi tanaman pangan di tahun 2025, dan tidak boleh terganggu oleh serangan OPT atau dampak perubahan iklim.
“Kementan juga mendorong penguatan mitigasi dampak serangan OPT dan Dampak Perubahan Iklim (DPI),” kata Mulyono. (FA)