
Namun, yang terjadi saat ini di tengah Indonesia surplus beras, harganya di tingkat konsumen justru naik.
Menurut Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), Soetarto Alimoeso, berdasarkan aspek produksi, Indonesia bisa mencapai swasembada beras tahun 2025.
“Mengapa produksi tinggi, tapi harga beras naik. Persoalannya, instrumen untuk stabilisasi dipakai atau tidak. Itu yang penting,” kata Soetarto kepada corebusiness.co.id.
Soetarto menambahkan, “Kalau berdasarkan data statistik yang dikeluarkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, meskipun kita juga harus sering mengontrol data BPS, tahun ini kita memang akan surplus beras. Tahun lalu produksi beras kita minus.”
Mantan Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) ini mengungkapkan bahwa produksi padi bulanan di Indonesia fluktuatif, karena tergantung kondisi musim.
Ia menyatakan, ketika dihadapkan produksi beras bulanan menurun, pemerintah harus melakukan intervensi untuk mengatur ketersediaan stok beras. Salah satu tujuannya untuk menjaga stabilisasi harga beras.