
Tangerang Selatan,corebusiness.co.id-Kementerian Pertanian optimis produksi pangan, terutama komoditas padi dan jagung tidak hanya bisa memenehuni kebutuhan dalam negeri, namun untuk kebutuhan ekspor. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Yudi Sastro menjabarkan langkah-langkah strategisnya.
Dirjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Yudi Sastro mengatakan, saat ini dukungan dari aspek sumber daya lahan untuk memaksimalkan sektor tanaman pangan tidak ada masalah. Indonesia mempunyai lahan yang luar biasa, potensinya pun luar biasa besar. Kementerian Pertanian juga terus mengupayakan perluasan area lahan.
Yudi Sastro menyebutkan, saat ini dengan luas lahan 7,4 juta hektar sebenarnya sudah bisa memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri. Jika lahan tersebut dikelola secara optimal, maka produksi pangan sudah cukup. Kementan bahkan akan menambah perluasan lahan seluas 3 juta hektar untuk menggantikan lahan yang sudah terkonversi.
“Kementerian Pertanian optimis untuk urusan pangan, terutama padi dan jagung, jika ada tambahan lahan yang baru, produktivitasnya kita jaga, kemudian kita tingkatkan sumber daya yang ada sekarang ini, apalagi kita punya bonus demografi, kita bisa ekspor padi dan jagung,” kata Yudi Sastro saat menjadi narasumber di acara Temu Bisnis P3DN VIII bertema Membangun Ekosistem Digital untuk Produk Lokal di Indonesia Convention Center (ICE) BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (18/9/2024).
Hadir pula para narasumber Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), dan PT Sinergi Gula Nusantara.
Yudi Sastro mengutarakan, tipologi lahan pertanian di Indonesia sangat beragam. Ada yang tipe lahan datar, berbukit, dan rawa. Namun, tipe-tipe lahan tersebut bisa dikelola dan dimaksimalkan menjadi lahan pertanian, termasuk untuk tanaman pangan.
Kementan, misalnya, telah melakukan pembukaan lahan baru tipe rawa di Kalimantan, Merauke, dan Sumatera untuk ditanam padi. Pembukaan lahan baru ini untuk menambah luasan tanam padi yang sebelumnya tersentra di Pulau Jawa, Sulawesi, dan di Provinsi Lampung.
Ia memperkirakan, melalui konsep penambahan luas area lahan ini, antara 2 atau 3 tahun ke depan, pemerintah sudah bisa ekspor padi dan jagung.
Dirjen Tanaman Pangan, Yudi Sastro melanjutkan, selain adanya dukungan lahan, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman telah menerapkan konsep pertanian modern. Untuk mengantisipasi masalah kekeringan, misalnya, Kementan sudah memberikan bantuan pompanisasi ke sentra-sentra tanaman pangan di Indonesia. Pompa tersebut berfungsi mengalirkan air ke lahan-lahan persawahan, baik melalui sungai, sumur, dan sumber air lainnya.
Yudi menjelaskan pentingnya modernisasi pertanian melalui mekanisasi. Menurutnya, dengan membuka bendungan dan memfasilitasi akses alat modern, kita dapat meningkatkan produktivitas dan menarik minat generasi muda untuk terlibat di sektor pertanian.
Ia mencontohkan teknologi seperti drone untuk penyemprotan pestisida dan penanaman otomatis menjadi bagian dari transformasi ini.
“Pertanian modern bukan hanya tentang hasil, tetapi juga tentang peluang bisnis yang menguntungkan. Dengan harga gabah yang baik dan produktivitas tinggi, pertanian bisa menjadi bisnis yang menjanjikan,” jelas Yudi.
Untuk itu, Yudi menekankan, kita harus mengubah mindset bahwa pertanian adalah bisnis yang keren dan memiliki masa depan cerah. Karena, selagi kita hidup, kebutuhan pangan akan selalu ada. (ADV)