
Direktur Utama Perum Bulog, Wahyu Suparyono mengatakan bahwa Presiden Prabowo telah memutuskan anggaran Rp 16 triliun dari APBN untuk pengadaan gabah setara beras 3 juta ton dari petani.
“Bulog menerima tugas menyerap beras 3 juta ton untuk 3 bulan ke depan. Bulog sudah menjalin kerja sama dengan BUMN lain, TNI, dan Kementerian Perdagangan, untuk pengadaan beras 3 juta ton,” kata Wahyu.
Wahyu mengutarakan bahwa kemarin Bulog telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan ID Food terkait pemanfaatan gudang untuk menyimpan beras yang diserap Bulog dari petani. Bulog juga menjalin kerja sama dengan Perpadi dalam hal penggunaan gudang untuk penyimpanan beras. Untuk kompensasi biaya sewa gudang akan dibayarkan oleh Bulog.
“Ini tugas mulia dari Presiden Prabowo Subianto dan akan kita laksanakan dengan sebaik-baiknya,” pungkas Wahyu.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan, stok beras di Bulog hingga hari ini antara 1,9 juta ton hingga 2 juta ton. Kemudian, pemerintah menugaskan Bulog menyerap beras petani sebanyak 3 juta ton. Jadi, ada 5 juta ton beras di Bulog dalam waktu 3 hingga 4 bulan ke depan.
“Dari hasil diskusi antara Menteri Peranian dan Perpadi terjadi kesepakatan penurunan derajat sosoh gabah dari 100 persen menjadi 95 persen, sehingga diharapkan bisa membantu Bulog dalam penyerapan gabah petani,” ucap Arief.
Ketua Umum Perpadi, Soetarto Alimoeso menjelaskan, berdasarkan teknis perberasan, semakin tinggi derajat sosoh gabah, maka kandungan vitamin beras semakin berkurang.
“Karena itu, diturunkannya derajat sosoh gabah menjadi 95 persen sangat baik, karena petani skala kecil pun bisa menjual ke Bulog. Sehingga target pengadaan 3 juta ton bisa tercapai,” ujar Soetarto. (Adver)