
Demikian pula dengan pemantauan pasar yang dilakukan Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA, Andriko Noto Susanto di Pasar Legi, Ponorogo Jawa Timur, Kamis (3/4/2025).
“Poinnya kita ingin memastikan harga pangan sebelum dan sesudah Lebaran, khususnya di Ponorogo ini stabil, baik pasokan maupun harganya,” kata Andriko.
Ia mengungkapkan bahwa sebelumnya memang sempat terjadi kenaikan harga bahan pangan, seperti cabai dan bawang merah. Namun pada H+4 Lebaran, mayoritas bahan pangan harganya sudah mulai stabil.
Lebih lanjut, menurut Arief, terkait dorongan menjaga stabilitas harga cabai adalah dengan mengantisipasi risiko gagal panen melalui melalui teknik tanam menggunakan teknologi. Salah satunya adalah teknik pertanaman green house yang kini mulai banyak dilakukan di sejumlah daerah.
“Saya kira ke depan ada teknologi misalnya menggunakan green house sangat relevan untuk kita terapkan sehingga pertanaman cabai tidak terganggu cuaca. Perlu diketahui, cabai ini bisa kita petik sebanyak 20 kali dan relatif tidak memerlukan lahan yang besar hanya untuk berproduksi,” katanya.
Kendati demikian, Arief menegaskan, untuk komoditas pangan lain seperti beras dalam kondisi yang aman dan cukup. Hingga saat ini, stok beras yang masuk ke gudang-gudang bulog mencapai kurang lebih 2,1 juta ton.
“Di Pasar Induk Cipinang yang biasanya stoknya 40 ribu ton, hari ini 48 ribu ton. Beras di Bulog juga stoknya cukup besar, yaitu di angka 2,1 juta ton dan ini tertinggi dalam sejarah,” katanya.
Arief menambahkan bahwa hingga saat ini Bulog terus bekerja keras melakukan penyerapan di semua daerah, di mana serapan Bulog saat ini sudah mencapai 711 ribu ton atau sudah 23 persen melebihi target bulan ini.
“Bulog sangat luar biasa karena hingga saat ini mereka sudah menyerap 711 ribu ton dan ini kerja lebih dari 23 persen dari target. Dan sesuai arahan Bapak Presiden, kita semua harus bekerja. Jangan sampai ketika petani panen gabahnya tidak terserap,” jelasnya. (CB)