Jakarta,corebusiness.co.id-Volkswagen Group berencana berinvestasi sebesar 160 miliar euro (US$186 miliar) hingga 2030, mencerminkan upaya penghematan yang dilakukan produsen mobil terkemuka Eropa tersebut karena menghadapi krisis besar di dua pasar utamanya, Tiongkok dan Amerika Serikat.
Rencana investasi untuk periode 2025-2029 ini lebih rendah dibandingkan periode 2024-2028 sebesar dan 180 miliar euro.
Sejak saat itu, Volkswagen, yang mencakup merek Porsche dan Audi, telah tertekan oleh tarif impor AS dan persaingan ketat di Tiongkok.
Hal ini terutama merugikan laba Porsche, yang menjual sekitar setengah mobilnya hanya di dua pasar ini dan mengumumkan perubahan besar pada strategi kendaraan listriknya.
Untuk diketahui, Volkswagen merupakan merk asli dari Grup Volkswagen, yang juga membawahi beberapa merk mobil lain seperti Audi, Bentley Motors, Bugatti Automobiles, Automobili Lamborghini, SEAT, Škoda Auto dan sebuah pabrikan kendaraan komersial Scania. Tahun 2009, Supervisory Board dari Volkswagen AG mengesahkan pendirian sebuah grup otomotif yang terintegrasi dengan Porsche di bawah naungan Volkswagen.
CEO Volkswagen Group dan CEO Porsche, Oliver Blume mengatakan kepada mingguan Frankfurter Allgemeine Sonntagszeitung bahwa fokus dalam rencana belanja terbaru adalah “di Jerman dan Eropa,” termasuk dalam produk, teknologi, dan infrastruktur.
Blume menyampaikan, pembicaraan tentang program penghematan yang diperpanjang di Porsche akan berlangsung hingga tahun 2026.
Blume, yang akan mengundurkan diri sebagai CEO Porsche pada Januari 2026 untuk fokus pada peran CEO Volkswagen, mengatakan pertimbangan seputar potensi pabrik Audi di AS bergantung pada kemungkinan dukungan finansial yang substansial dari Washington.
Meskipun Porsche tidak diharapkan tumbuh di Tiongkok, menurutnya lokalisasi produksi di grup Volkswagen yang lebih luas dimungkinkan dan model Porsche yang dibuat khusus untuk Tiongkok mungkin masuk akal suatu hari nanti.
Bagi Blume, perpanjangan kontraknya baru-baru ini sebagai CEO Volkswagen hingga 2030 merupakan sinyal dukungan yang jelas dari keluarga pemegang saham Porsche dan Piech, serta negara bagian Lower Saxony di Jerman–dua investor terbesar Volkswagen.
“Namun, memang benar bahwa para pemegang saham telah menderita kerugian sejak Porsche melantai di bursa tiga tahun lalu. Saya juga harus menghadapi kritik ini,” ungkapnya. (Rif)