
Secara umum, produksi industri Jepang mengalami penyusutan cukup besar pada Maret, karena produsen mengurangi output di tengah tidakpastian ekonomi dan perdagangan yang meningkat. Kondisi ini lantaran produsen besar Jepang menghadapi prospek peningkatan tarif perdagangan AS terhadap negara tersebut.
Presiden Donald Trump mengumumkan tarif 24 persen pada Jepang di awal April, meskipun pada Rabu (9/4) dia tiba-tiba menunda tarif impor selama 90 hari untuk puluhan negara, kecuali Cina.
Namun tarif universal 10 persen dari Trump tetap berlaku, begitu juga dengan bea 25 persen pada mobil, yang merupakan ekspor utama Jepang ke Amerika Serikat.
Tarif Trump akan ditanggung oleh importir AS, dan diperkirakan akan sangat menekan permintaan ekspor di negara tersebut. Kondisi seperti ini tidak menguntungkan bagi produsen Jepang, dan mendorong pengurangan output karena produsen bersiap menghadapi tarif tersebut. (CB)