Jakarta,corebusiness.co.id-Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia secara resmi menutup proyek the Arafura and Timor Seas Regional and National Strategic Action Programs (ATSEA-2) yang telah berjalan selama lima tahun sejak tahun 2019.
Proyek lintas batas yang melibatkan Indonesia, Timor Leste, Papua Nugini dan Australua ini berhasil memperkuat tata kelola regional, melestarikan keanekaragaman hayati dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dikawasan Laut Arafura dan Laut Timor.
Sebagai proyek strategis dengan pendanaan USD 9,7 juta atau sekitar Rp 157,1 miliar dari Global Environment Facility (GEF),ATSEA-2 memiliki tiga fokus utama yakni tata kelala lintas batas,restorasi ekosistem dan pemberdayaan masyarakat.
Kepala Pusat Penyuluhan KP yang juga menjabat sebagai National Project Director (NDP) For ATSEA-2, Yayan Hikmayani menegaskan bahwa ATSEA-2 telah menjadi katalisator bagi pengelolaan perikanan, perlindungan ekosistem laut dan mitigasi perubahan iklim di kawasan Laut Arafura dan Laut Timor Leste.
Dalam hal konservasi dan restorasi ekosistem, program ini menetapkan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Pulau Kelepom di Papua Selatan dengan luas 356.337 hektar. Selain itu, pengelolaan KKP Aru Tenggara berhasil di tingkatkan secara signifikan mencapai skor evika 72,47 persen pada tahun 2023.
“Implementasi Proyek ATSEA-2 ini untuk Indonesia khususnya telah mendukung minimal tiga tujuan dari kebijakan ekonomi biru yaitu pertama memperluas kawasan konservasi laut hasilnya adalah pembentukan kawasan konservasi pertama di Provinsi Papua Selatan yaitu Pulau Kolepom seluas 356.337 hektar,” kata Yayan Hikmayani.
Sementara itu, Iwan Kurniawan, Programme Manager Nature Climate Energy UNDP menyatakan bahwa Laut Arafura merupakan salah satu wilayah perikanan yang kaya atas sumber daya, baik sumber daya perikanan maupun sumber-sumber daya lainnya.
Karena Laut Arafura dan Laut Timor berbatasan dengan empat negara yakni Australia, Timor Leste, Papau Nugini dan juga Indonesia, maka menurut iwan pengelolannya harus secara bersama-sama dan kolaburasi antar empat negara.
“Bicara ekosistem itu tidak di batasi oleh satu wilayah dan kebetulan disini Laut Arafura itu dan juga Laut Timor berbatasan dengan empat negara jadi ada Australia, Timor Leste, Papua Nugini dan juga Indonesia,” ungkap Iwan Kurniawan
Dengan berakhirnya Proyek ATSEA-2, langkah ke depan akan difokuskan pada keberlanjutan melalui ATSEA-3 dan dukungan mekanisme tata kelola regional. (RK).