
Diberitakan, seorang eksekutif LGES mengungkapkan bahwa keputusan mundur dari proyek ini diambil setelah berkonsultasi dengan Pemerintah Indonesia. Perubahan dalam lanskap industri, khususnya terkait fenomena menurunnya permintaan kendaraan listrik di pasar global, menjadi salah satu penyebab mundurnya LGES dari proyek ini.
Sempat Memamerkan Baterai HV Mid-Nickel
Untuk diketahui, LGES adalah salah satu produsen baterai lithium-ion terbesar di dunia berkantor pusat di Seoul, Korea Selatan. Produk baterai lithium-ion LGES umumnya digunakan untuk kendaraan listrik, sistem penyimpanan energi (ESS), elektronik, dan lainnya.
Alih-alih ingin mengepakkan sayap bisnis baterainya di Indonesia, LGES memilih mundur dari sebagian proyek yang tergabung dalam skema “Indonesia Grand Package”. Proyek ini mencakup pengembangan rantai pasok baterai EV secara terintegrasi, mulai dari penambangan hingga produksi baterai.
Pabrik sel baterai kendaraan listrik pertama yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat, telah diresmikan Presiden ke-7, Joko Widodo. Pabrik ini hasil kerja sama antara Hyundai Motor Group dan LGES melalui PT HLI Green Power dan telah beroperasi dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 10 Gigawatt hour (GWh).
Pembangunan pabrik berbasis teknologi nikel, mangan, dan cobalt (NMC) ini menjadi tonggak sejarah bagi Indonesia untuk ikut menjadi pemain baterai kendaraan listrik global. Apalagi bahan baku baterai mayoritas ada di Indonesia, seperti bijih nikel, mangan, cobalt, tembaga, timah, dan lainnya.