Gajah Sumatera saat ini berstatus Critically Endangered (CR) atau terancam kritis di daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) sejak tahun 2011. Gajah Sumatera berada di ambang kepunahan, hanya dua tingkat di bawah status punah di alam liar. Keberadaannya semakin menipis akibat menyempitnya habitat alami, ruang jelajah terbatas, serta perburuan dan konflik dengan manusia. Oleh sebab itu, upaya konservasi penting dilakukan guna menjaga dan melestarikan Gajah Sumatera.
“Gajah punya hak hidup yang sama dengan manusia, bahkan dari leluhurnya orang Riau sudah menghormati dan menyebutnya dengan ‘Datok Godang’. Tinggal bagaimana kita meneruskannya, agar kita dapat hidup harmonis, dan hidup berdampingan dengan satwa liar. Kemerosotan populasi gajah serta kerusakan hutan yang menjadi habitatnya di Riau merupakan kerugian yang tidak ternilai harganya,” tutur Zulhusni.
Kini Gajah liar itu sudah menjauh dari jalur jalan bebas hambatan itu, ia kembali ke habitatnya dan berkumpul dengan gajah-gajah liar lainnya. Para anggota RSF kembali berhasil menggiring pulang satwa dan memberi ruang yang aman bagi semua pihak.
Seiring Hari Pahlawan 10 November 2024, inilah waktu yang tepat mengapresiasi para pejuang yang mungkin selama ini tersembunyi di rimba belantara sana. Namun manfaat dan dedikasinya dirasakan untuk keselamatan manusia dan keselamatan Gajah Sumatera. Teruslah berjuang para pencinta alam, jaga Riau agar terus lestari. (Rif)