
“Indonesia memiliki potensi EBT besar, tersebar, dan beragam untuk mendukung ketahanan energi nasional sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Tantangannya, potensi EBT ini lokasinya berada jauh dari pusat kebutuhan listrik. Sehingga, kita perlu membangun jaringan transmisi dan gardu induk agar bisa memaksimalkan potensi EBT untuk pembangkit listrik,” ungkap Bahlil.
Dari keseluruhan transmisi yang rencananya akan dibangun, regional Jawa, Madura, dan Bali menjadi yang terpanjang, yaitu total 13,9 ribu kms. Kemudian akan dibangun juga 11,2 ribu kms di Sumatra, 9,8 ribu kms di Kalimantan, dan 9 ribu kms di Sulawesi.
Selain itu, lanjut Bahlil, untuk memperkuat sistem kelistrikan di wilayah Indonesia Timur, juga akan ada penambahan transmisi sepanjang 3,9 ribu kms di regional Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara. Rencana pembangunan transmisi per regional ini juga meliputi 4 transmisi interkoneksi antarpulau, yakni Interkoneksi Jawa-Bali, Interkoneksi Sumatra-Batam-Bintan, Interkoneksi Sumatra-Jawa, dan Interkoneksi Kalimantan-Tarakan.
“Semua desain ini, kalau jaringannya sudah mampu kita lakukan, tidak ada lagi masalah terhadap pembangkit yang kita akan bangun untuk energi baru terbarukan itu,” tambah Bahlil.