
Jakarta,corebusiness.co.id-Shanghai Metal Market (SMM) menganalisis proses daur ulang baterai lithium Tiongkok dan situasi pasar bubuk hitam saat ini. Berikut penjabarannya.
SMM mengungkapkan, dengan pesatnya perkembangan industri kendaraan listrik dan melonjaknya permintaan penyimpanan energi terbarukan, produksi dan volume pembuangan baterai daur ulang litium global telah mengalami pertumbuhan yang pesat.
Sebagai pasar kendaraan listrik terbesar di dunia, Tiongkok menghadapi dua tantangan. Pertama, harus menangani peningkatan jumlah baterai yang sudah tidak terpakai dengan baik sekaligus mengurangi ketergantungannya pada sumber daya mineral dengan mendaur ulang logam-logam strategis seperti litium, kobalt, dan nikel. Kedua, Tiongkok saat ini mendominasi bidang daur ulang baterai litium global, dengan lebih dari 70 persen kapasitas daur ulang, yang mencakup seluruh rantai industri mulai dari pembongkaran dan penghancuran baterai hingga pemurnian hidrometalurgi.
Menurut SMM, karena terbatasnya pasokan bahan baku daur ulang pada tahap ini, kekuatan penetapan harga pasar sebagian besar berada di tangan pemasok hulu. Industri ini mengantisipasi bahwa setelah kebijakan impor dan ekspor bubuk hitam resmi diliberalisasi, Tiongkok kemungkinan besar akan bertransformasi menjadi importir bubuk hitam baterai litium-ion terbesar di dunia.
Sementara itu, pemerintah di Tiongkok telah mengumumkan akan membuka impor bahan baku serbuk hitam daur ulang untuk baterai litium-ion dan baja daur ulang pada 1 Agustus 2025. Tetapi bahan baku tersebut tidak boleh diklasifikasikan sebagai limbah padat dan tidak boleh dicampur dengan jenis bahan baku daur ulang lainnya.