
Untuk mendukung program lain, seperti ketahanan pangan, Lapas Pati memberikan pembinaan dan pelatihan proses pembuatan roti kepada WBP. Roti yang diproduksi warga binaan ini juga dipasarkan ke luar melalui stan-stan yang difasilitasi Lapas Pati. Selain itu, para WBP diberikan pelatihan ternak lele hingga bertani.
“Kegiatan pembinaan yang diberikan kepada WBP sesuai arahan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto untuk melaksanakan 13 Program Akselarasi di lingkungan Lapas dan Rutan,” ujarnya.
Mencegah masuknya barang-barang terlarang ke dalam Lapas, Suprihadi menerapkan standar prosedur keamanan. Lapas Pati sudah dilengkapi alat X-ray, yaitu mesin pemindai yang menggunakan sinar X untuk memeriksa barang-barang bawaan pengunjung yang ingin mengunjungi keluarga atau kerabatnya di dalam Lapas.
“Selain dilakukan pemeriksaan secara manual, barang-barang pengunjung diperiksa melalui alat X-ray. Alhamdulillah, alat X-ray ini sangat membantu kami, karena semua barang yang dimasukkan akan terlihat oleh mesin ini,” ucapnya.
Pemeriksaan tersebut tidak hanya dilakukan bagi pengunjung, tapi juga diberlakukan kepada setiap pegawai Lapas Pati, baik ketika ingin masuk maupun keluar Lapas.
Sebagai pimpinan sekaligus penanggung jawab Lapas, Suprihadi secara rutin melakukan sidak di lingkungan Lapas. Dia kerap mengingatkan agar semua pegawai di Lapas Pati bekerja sesuai standar operasional prosedur (SOP), baik dalam memberikan pelayanan maupun menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan Lapas.
“Saya selaku pimpinan juga harus objektif, bagi pegawai yang berbuat kesalahan tentu akan diberikan sanksi sesuai perbuatan yang dilakukannya. Karena itu, saya sampaikan, jika kita belum bisa melakukan prestasi, sebaiknya jangan membuat masalah,” tegasnya.