Jangkar Fiskal Baru
Langkah strategis ini pun telah menunjukkan dampak fiskal yang nyata. Data Kementerian ESDM mencatat, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor ESDM hingga semester I 2025 telah mencapai Rp183,3 triliun atau 71,99 persen dari target.
Pendapatan ini didominasi oleh kontribusi subsektor mineral dan batubara sebesar Rp100,2 triliun dan subsektor minyak dan gas bumi Rp73,3 triliun.
Keberhasilan strategi ini bukan hanya tercermin dari PNBP, tetapi juga dari iklim investasi yang semakin bergairah. Laporan Kinerja Sektor ESDM menunjukkan realisasi investasi hingga Agustus 2025 telah menembus US$17,20 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan 8,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024, yang tercatat sebesar US$15,85 miliar.
Pertumbuhan investasi didominasi migas (US$10,22 miliar) dan minerba (US$3,80 miliar) ini menjadi bukti nyata kepercayaan investor terhadap keseriusan pemerintah dalam mengubah haluan ekonomi.
Bahlil menegaskan capaian keberhasilan ini berkat arahan tegas dan tepat dari Presiden RI Prabowo Subianto demi menghindari sebagai negara kutukan sumber daya alam.
“Presiden Prabowo telah memandu dengan tepat dan tegas arah baru (kebijakan sektor ESDM) terhadap amanat konstitusi tersebut,” pungkasnya.
Bagi Bahlil, torehan angka-angka itu memberi dua sinyal penting: keberlanjutan proyek hilirisasi dan meningkatnya kepercayaan investor terhadap arah kebijakan yang dijalankan pemerintah. Dengan semakin banyak produk bernilai tambah yang diproduksi di dalam negeri, potensi untuk memperluas basis pajak dan mendongkrak penerimaan daerah semakin terbuka. (Rif)