
Rancangan tersebut tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 2025-2034. Pembangunan ini mempermudah interkoneksi pembangkit EBT sampai ke rumah tangga.
“Untuk bisa menghubungkan energi baru terbarukan ini kita harus punya jaringan. Kita harusnya target (EBT) 23 persen, sekarang baru 15 hingga 16 persen. Kita semua sudah programkan EBT, tetapi ternyata tidak ada jaringannya. Ini yang membuat masalah besar,” ungkap Bahlil pada Konferensi Pers RUPTL PT PLN di Jakarta.