Target Ekonomi APBN 2026
APBN 2025 menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2 persen dan APBN 2026 ditarget 5,4 persen. Kedua target pertumbuhan ekonomi tersebut di era Menkeu Sri Mulyani Indrawati.
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menganggap angka tersebut belum cukup untuk menyerap jumlah pencari kerja yang terus meningkat. Ia menekankan, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi perlu dilakukan, untuk mencapai angka 8 persen dalam beberapa tahun mendatang. Salah satu langkah yang akan diambil adalah dengan mendorong berbagai sektor ekonomi baik publik maupun swasta untuk berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan.
“Masyarakat akan merasakan dampak langsung dari pertumbuhan ekonomi yang stabil, seperti harga kebutuhan pokok yang terjangkau dan lebih mudahnya akses pekerjaan. Ini menjadi indikator penting bagi kesejahteraan masyarakat, karena mereka dapat merasakan langsung hasil dari kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah,” kata Purbaya pada program Economic Outlook 2026 Kompas TV, Selasa (16/12/2025).
Purbaya juga menyoroti tantangan dalam mengubah sistem ekonomi yang dirasanya kurang optimal. Namun demikian, ia tetap optimistis bahwa Indonesia akan mampu melewati tantangan ini dan melampaui target pertumbuhan 5,4 persen di 2026.
Menurutnya, salah satu langkah utama untuk mencapai itu adalah dengan memastikan sektor-sektor ekonomi yang sebelumnya stagnan dapat kembali berfungsi dengan maksimal untuk mendorong perekonomian.
Menkeu menegaskan pentingnya penguatan sektor-sektor strategis seperti manufaktur, pertanian, dan energi dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, ia juga mencatat bahwa penguatan iklim investasi dan pasar modal akan menjadi pilar penting bagi keberhasilan ekonomi Indonesia.
“Fokus saya adalah menjaga fondasi perekonomian. Capital market akan ikut karena size of company akan bertumbuh juga,” terang Menkeu.
Ia menekankan bahwa pasar modal yang berkembang akan menciptakan peluang bagi perusahaan-perusahaan besar untuk tumbuh dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian.
Penguatan Perbankan Nasional
Sebagai upaya mendongkrak pergerakan dunia usaha, Menteri Purbaya kembali menambah penempatan dana di perbankan nasional sebesar Rp 76 triliun pada 10 November 2025. Padahal, sebelumnya Kemenkeu telah menempatkan dana Rp 200 triliun ke lima bank pada 12 September lalu.
Meskipun per 22 Oktober baru disalurkan sekitar 84 persen atau Rp 167,6 triliun, Purbaya menjelaskan alasan tambahan dana yang belum 100 persen tersalurkan ke bank sebagai kredit tersebut.
Kata dia, pertumbuhan kredit perbankan dan uang primer (base money/MO) melambat pada Oktober 2025. Kredit perbankan tumbuh 7,36 persen (yoy) atau melambat dari 7,70 persen pada bulan sebelumnya. Sementara uang primer tumbuh 7,8 persen pada periode yang sama atau melambat dari 13,3 persen pada bulan sebelumnya.
“(Base money) 13 persen pertumbuhannya di bulan September tapi Oktober turun lagi ke 7 persen. Wah saya bilang, kalau gitu masih kurang. Makanya saya tambah lagi Rp 76 triliun ke perekonomian hari Jumat lalu. Jadi ada gas lagi sedikit ekonomi,” ujarnya di The Westin Jakarta, Kamis (20/11/2025).