
Dilihat dari sisi penggunaan, peningkatan impor terjadi pada bahan baku atau penolong, serta barang modal. Nilai impor barang modal, sebagai andil utama peningkatan impor, mencapai US$27,38 miliar atau naik 20,56 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sepanjang periode Januari-Juli 2025, Tiongkok menjadi negara utama asal impor nonmigas Indonesia dengan nilai US$47,67 miliar (40,35 persen), diikuti Jepang sebesar US$8,77 miliar (7,43 persen), dan Amerika Serikat sebesar US$5,75 miliar (4,87 persen). Impor dari Tiongkok didominasi oleh mesin dan peralatan mekanis, mesin dan perlengkapan elektrik, serta kendaraan dan bagiannya.
Sementara surplus perdagangan nonmigas sepanjang tujuh bulan pertama tahun ini sebagian besar ditopang oleh lima komoditas utama, yaitu lemak dan minyak hewani/nabati (US$19,24 miliar), bahan bakar mineral (US$15,41 miliar), besi dan baja (US$10,70 miliar), produk nikel (US$4,77 miliar), serta alas kaki (US$3,77 miliar). (Rif)