Dari 18 proyek hilirisasi ini, akan menciptakan lebih dari 270 ribu potensi lapangan kerja. Sekitar 67 persen proyek direncanakan berlokasi di luar Pulau Jawa untuk mendorong pemerataan pembangunan. Adapun sektor ESDM menyumbang 12 proyek hilirisasi, yakni 8 proyek sektor Minerba, 2 proyek transisi energi, dan 2 proyek ketahanan energi.
Ratas tersebut juga membahas produksi Dimethyl Ether (DME) sebagai substitusi LPG impor untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Oleh karena itu, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya mempercepat pembangunan industri energi dalam negeri.
“Kita tahu bahwa tadi kita baru habis resmikan Cilegon, itu kita membutuhkan LPG kurang lebih sekitar 1,2 juta ton per tahun. Maka konsumsi kita nanti ke depan, di 2026, itu sudah mencapai hampir 10 juta ton LPG. Tidak bisa kita lama, kita harus segera membangun industri-industri dalam negeri,” ucap Bahlil.
Pabrik New Ethylene Project milik PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten, yang baru saja diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto dengan didampingi Menteri Bahlil adalah cerminan nyata dari arah kebijakan pemerintah yang menjadikan hilirisasi sebagai prioritas utama.
Proyek ini menghabiskan investasi sekitar US$3,9 miliar atau sekitar Rp62,4 triliun. Proyek ini menandai hadirnya kembali pembangunan kompleks Naphtha Cracker di Indonesia setelah sekitar 30 tahun. Fasilitas ini merupakan yang terbesar di kawasan Asia Tenggara dan akan memproduksi etilena, propilena, beserta berbagai produk turunannya, bahan baku penting bagi banyak industri domestik.